Rudal Balistik
Meskipun Amerika Serikat memiliki lebih banyak hulu ledak nuklir, China mendominasi dalam jumlah rudal balistik yang diluncurkan dari darat, termasuk yang memiliki hulu ledak konvensional atau nuklir.
Sejak 1987-2019, AS telah bergabung dengan perjanjian yang melarang pengembangan rudal balistik dan jelajah jarak menengah.
Setelah dicabut oleh Presiden AS saat itu Donald Trump , AS segera menguji rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari darat dan rudal balistik jarak menengah.
Namun China berada di atas angin berkat strategi rudal balistik yang telah berusia puluhan tahun, dengan DF-26 dijuluki sebagai "Pembunuh Guam".
Hal itu karena kemampuannya untuk memberikan serangan jarak jauh terhadap pangkalannya.
Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), China saat ini memiliki 72 peluncur rudal balistik jarak menengah (IRBM).
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR