Intisari-Online.com - Berdasarkan data worldmeters.info (13/7/2021), saat ini kasus Covid-19 Irang telah mencapai angka 1.438.511 kasus.
Dari total kasus tersebut, tercatat jumlah kematian sebanyak 17.592 orang.
Sementara itu, jumlah kesembuhan sebanyak 1.313.552 pasien.
Lebih dari 17.000 kematian akibat Covid-19 terjadi di Irak, kini kondisi tersebut diperparah dengan tragedi yang terjadi di rumah sakit perawatan pasien Covid-19.
Dilaporkan Aljazeera.com (12/7/2021), kebarakan terjadi di bangsal isolasi virus corona sebuah rumah sakit di Irak yang menewaskan sedikitnya 52 orang.
Kebarakan di rumah sakit perawatan pasien Covid-19 bukan pertama kalinya terjadi.
Bahkan, hanya 3 bulan lalu, peristiwa serupa terjadi rumah sakit di Baghdad, ibukota Irak.
Sementara itu, kebakaran yang terjadi pada Senin (12/7/2021) malam menuai kecaman dari keluarga korban.
Kebakaran pada Senin malam tersebut terjadi di rumah sakit Al-Hussein di kota selatan Nasiriya.
Kebakaran akhirnya berhasil dikendalikan oleh tim pertahanan sipil.
Namun, peristiwa tersebut memakan banyak korban, di antaranya korban tewas dan korban luka-luka.
Haydar al-Zamili, juru bicara otoritas kesehatan setempat, mengatakan pada Selasa pagi bahwa 52 mayat telah ditemukan sementara 22 orang terluka setelah api “membobol bangsal isolasi Covid”.
Baca Juga: Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat, Simak Selengkapnya Berikut...
Bangsal tempat kebakaran itu terjadi memiliki 70 tempat tidur.
Sumber-sumber kesehatan mengatakan kepada kantor berita Reuters, jumlah korban tewas bisa meningkat karena banyak pasien masih hilang. Dua petugas kesehatan termasuk di antara yang tewas, kata mereka.
Pejabat kesehatan di Nasiriya mengatakan operasi pencarian di rumah sakit terus berlanjut, tetapi asap tebal membuat sulit untuk memasuki beberapa bangsal yang terbakar.
Sementara itu, sebuah sumber medis di direktorat kesehatan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "alasan utama di balik kebakaran itu... adalah ledakan tangki oksigen".
Rekaman yang dibagikan secara online menunjukkan asap tebal mengepul dari gedung-gedung rumah sakit.
Mahmoud Abdelwahed dari Al Jazeera, melaporkan dari Baghdad, mengatakan anggota keluarga dan penduduk kota bergegas ke tempat kejadian.
“Banyak orang turun ke jalan di Nasiriya dan di depan rumah sakit,” kata Abdelwahed, yang mengatakan bahwa manajer rumah sakit telah mengundurkan diri.
Kerabat yang marah bentrok dengan polisi, membakar dua kendaraan polisi, kata seorang saksi mata Reuters.
“Pejabat yang korup harus bertanggung jawab atas kebakaran dan pembunuhan pasien yang tidak bersalah. Di mana mayat ayah saya,” kata seorang pemuda sambil mencari di antara tubuh hangus yang terbungkus selimut di halaman rumah sakit.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi juga mengumumkan keadaan darurat di kegubernuran Dhi Qar, di mana Nasiriya berada, Abdelwahed melaporkan.
Dalam sebuah tweet, al-Kadhimi mengatakan bahwa kantornya mengadakan pertemuan darurat untuk membahas "penyebab dan akibat" dari insiden tersebut.
Baca Juga: Meski Sedang Kesulitan, Korea Utara Kekeh Menolak Bantuan Kemanusiaan dari Amerika, Mengapa?
Sebelumnya, pada bulan April, kebakaran di rumah sakit COVID-19 Baghdad dilaporkan dipicu oleh ledakan tabung oksigen yang disimpan dengan buruk
Tragedi itu menewaskan 82 orang dan melukai 110 lainnya.
Banyak dari korban menggunakan respirator yang dirawat karena COVID-19 dan dibakar atau dicekik dalam api yang menyebar dengan cepat ke seluruh rumah sakit, tempat puluhan kerabat mengunjungi pasien di unit perawatan intensif.
Menyusul peristiwa pada bulan April tersebut, Menteri kesehatan saat itu, Hassan al-Tamimi, mengundurkan diri.
(*)