Ia menambahkan negara adidaya ekonomi Timur Jauh itu kini "mengejar senjata mirip dengan sistem persenjataan nuklir yang telah dikejar Rusia."
Rusia kini memiliki cara baru melawan sistem pertahanan senjata balistik AS, termasuk dengan nuklir eksotis seperti drone bawah tanah bersenjata nuklir dan rudal jelajah, dan Wood mencurigai China mengikuti cara itu.
Diluncurkan dari Laut Barents atau perairan di Arktik lain, "Drone Kiamat" milik Rusia dapat menyeberangi Atlantik Utara secara otomatis.
Dalam zona detonasi di luar pantai timur AS, hulu ledak dapat memicu gelombang tsunami beberapa lusin meter tingginya.
Belum lagi dengan kerusakan yang disebabkan oleh ledakan nuklir itu sendiri.
Rusia berencana meluncurkan 16 drone Poseidon dalam operasi peperangan dengan Armada Utara.
Dua kapal selam khusus dipakai untuk membawa senjata-senjata itu, Belgorod dan Khabarovsk, yang sama-sama dibangun di pelabuhan Sewmash di Severodvsk.
Masalahnya adalah sementara Rusia dan AS memiliki "kerangka kerja untuk mengurusi masalah itu," poin kontak ini tidak ada dengan China, seperti menurut laporan tersebut.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR