Tak Lama Setelah Tentara AS Pergi, Afghanistan Minta Bantuan Rusia, China dan India, Untuk Apa?

Tatik Ariyani

Editor

Joe Biden menarik pasukan AS yang ada di Afghanistan dan mengakhiri perang terlama AS
Joe Biden menarik pasukan AS yang ada di Afghanistan dan mengakhiri perang terlama AS

Intisari-Online.com -Pasukan asing, seperti Amerika Serikat, mulai meninggalkan Afghanistan.

Setelahnya, Taliban mengeklaim telah menguasai 85 persen wilayah negara tersebut.

Seorang negosiator Taliban, Shahabuddin Delawar, menyampaikan klaim tersebut saat berada di Moskwa, Rusia, Jumat (9/7/2021).

Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib kemudian mengumumkan bahwa negaranya akan menyambut baik segala dukungan eksternal seperti dari Rusia, China, dan India.

Baca Juga: Setelah AS Tarik Pasukan dari Afghanistan, Rusia Jadi Makin Khawatir dengan Pasukan Taliban, Rupanya Ini Hal yang Dikhawatirkan Bakal Terjadi

Dilansir Sputnik News, dukungan tersebut bisa meliputi dukungan teknis dan operasi anti-terorisme.

Namun, Mohib menekankan bahwa bantuan eksternal tersebut tidak boleh mengganggu urusan internal pemerintah Afghanistan.

Mohib mengatakan, "Kami menyambut baik dukungan teknis dari semua mitra eksternal, tentu saja, dari China, India, dan Rusia."

Baca Juga: Amerika Kaget, Begitu Pasukannya Ditarik, Tentara Afganistan Langsung Menyerah Pada Taliban Sampai Serahkan Senjata Militernya, Rupanya Hal Ini yang Membuat Tentara Afganistan Ketakutan

Mohib menambahkan, pihak berwenang Afghanistan telah mengakui hak Taliban untuk eksis sebagai kekuatan politik yang sah bersama kelompok-kelompok lain di negara tersebut.

Permohonan Mohib tersebut muncul bersamaan dengan pernyataan Taliban yang mengeklaim menduduki 85 persen wilayah Afghanistan.

Milisi Taliban itu mengambil alih kota perbatasan Islam Qala dan pos pemeriksaan Abu Nasa Farahi pada hari Jumat.

Kedua wilayah tersebut merupakan daerah kunci di sepanjang perbatasan Afghanistan-Iran.

Delawar juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah operasional guna memastikan ISIS tidak muncul kembali di Afghanistan.

Afghanistan diprediksi runtuh dalam kurun waktu enam bulan setelah pasukan koalisi asing pimpinan AS rampung, menurut komunitas intelijen AS.

Baca Juga: Gara-gara Video Seorang Ibu Menangis di Bandara, Terungkap Syarat Vaksin untuk Calon Penumpang Pesawat Ternyata Bisa Diganti dengan Ini

Perkiraan semacam itu membuat negara-negara lain, dan bahkan Washington, mempertanyakan tenggat waktu penarikan pasukan oleh Presiden AS Joe Biden.

Kedutaan Besar Rusia di Washington saat mengomentari stabilitas di kawasan itu, mengatakan, "Situasinya memburuk dengan cepat."

"Kami mengaitkannya dengan penarikan tergesa-gesa pasukan AS dan negara-negara NATO lainnya,” tambahnya.

Artikel Terkait