Amerika Kaget, Begitu Pasukannya Ditarik, Tentara Afganistan Langsung Menyerah Pada Taliban Sampai Serahkan Senjata Militernya, Rupanya Hal Ini yang Membuat Tentara Afganistan Ketakutan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Taliban.
Taliban.

Intisari-online.com - Belakangan ini, Amerika mengumumkan penarikan pasukannya di Afganistan.

Namun, siapa sangka penarikan pasukan oleh Amerika itu menimbulkan dampak yang cukup buruk.

Tentara Afghanistan berbondong-bondong menyerah saat pejuang Taliban memamerkan senjata modern buatan Amerika.

Hal itu terjadi setelah beberapa hari setelah pasukan AS mundur dari pangkalan udara terbesar negara itu.

Baca Juga: Indonesia Disorot Dunia karena Lonjakan Covid-19, Ternyata Negara Asia Tenggara dan Dua Negara Ini Juga Digambarkan dengan Potensi Covid-19 yang Tak Kalah Berbahaya

Pejuang Taliban baru-baru ini merilis sebuah video yang menunjukkan bahwa mereka siap untuk menyambut tentara Afghanista.

Dengan syarat selama mereka meletakkan senjata mereka dan menyerahkan kendaraan lapis baja Humvee buatan AS, menurut Daily Mail.

Dalam video tersebut, pejuang Taliban berjabat tangan dengan tentara Afghanistan setelah mereka menerima untuk menyerahkan senjata mereka.

Seorang komandan Taliban, yang ditempatkan di provinsi Wardak, sebelah barat ibukota Kabul, mengumumkan penyitaan 900 senapan, 70 senapan sniper, 30 kendaraan lapis baja Humvee, 20 truk pickup militer, dan 15 truk militer.

Baca Juga: Bahaya AS Menarik Pasukannya di Afganistan, Kelompok Pemberontak Terkenal Ini Diprediksi Akan Didekati Oleh China, Negeri Panda Bisa Leluasa Lancarkan Rencana Ambisiusnya Ini

Serta banyak peralatan dan senjata lainnya yang diserahkan oleh tentara Afghanistan.

Banyak senjata dan peralatan masih dengan jelas berlabel "milik pemerintah AS".

Menurut informasi terakhir, Taliban telah menguasai pangkalan militer Sultan Khil di provinsi Wardak.

Jenderal AS Austin Scott Miller, komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan, mengatakan dia terkejut dengan penyerahan massal pasukan dari tentara nasional Afghanistan.

"Saya tidak suka meninggalkan teman yang membutuhkan bantuan," kata Jenderal Miller kepada ABC News pada 5 Juli.

"Kita seharusnya merasa prihatin. Tentara Afghanistan kalah dalam pertempuran terlalu cepat, cepat pada tingkat yang mengganggu. Situasi saat ini sama sekali tidak baik," katanya.

"Taliban maju sangat cepat. Perang juga memiliki unsur psikologis. Saya tidak ingin melihat tentara Afghanistan kehilangan harapan," kata Jenderal Miller.

Baca Juga: China Dapat Untung Besar Jika Pasukan AS Cabut dari Afghanistan, Pakar Menyebut Beijing Akan Mengirim Pasukan Sendiri ke Bumi Kelahiran Osama bin Laden Itu

Lebih dari 1.000 tentara Tentara Nasional Afghanistan telah melarikan diri ke Tajikistan dari perbatasan utara, menyusul bentrokan dengan Taliban pada 4 Juli.

Tajikistan siap menerima tentara Afghanistan karena "persahabatan antara dua negara tetangga". Negara ini telah mengerahkan 20.000 tentara untuk memperkuat keamanan perbatasan.

Di Fayzabad, ibu kota provinsi Badakhshan, para pejabat Afghanistan naik pesawat sipil untuk meninggalkan daerah itu sebelum pengepungan Taliban.

Beberapa warga sipil mengambil jalan untuk melarikan diri dari Taliban, tetapi banyak yang bersedia untuk tinggal, bahkan jika Taliban akan segera menguasai kota.

"Taliban telah menutup semua pintu masuk ke kota dan pos pemeriksaan di jalan utama. Satu-satunya jalan keluar kota adalah melalui udara," kata Abdul, seorang penduduk setempat, kepada surat kabar Inggris The Times.

"Sebagian besar wilayah di provinsi Badakhshan jatuh ke tangan Taliban tanpa tanda-tanda pertempuran," kata Abdul.

"Banyak yang percaya bahwa militer membuat kesepakatan rahasia dengan Taliban. Orang-orang takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya," tambah Abdul.

Baca Juga: Padahal AS yang Tarik Pasukan Militernya dari Afghanistan, China Justru Diuntungkan dengan Hal Ini

Ahmad Zaman, warga lainnya, mengatakan, "Situasinya sangat buruk. Taliban terus mengirim pesan yang meminta tentara Afghanistan untuk menyerahkan senjata mereka."

Presiden Ashraf Ghani berjanji akan mengerahkan bala bantuan untuk mengusir Taliban di kota Fayzabad.

Pada 2 Juli, Taliban melancarkan serangan di semua lini tak lama setelah pasukan AS meninggalkan Bagram, pangkalan militer AS terbesar di Afghanistan.

Artikel Terkait