Intisari-Online.com - Dalam sejarah Indonesia, Hari Kebangkitan Nasional merupakan salah satu hari penting.
Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Dan itu menjadi pengingat akan tumbuhnya semangat bangsa Indonesia.
Baca Juga: Catat, Ini 2 Momen Penting yang Menandai Hari Kebangkitan Nasional
Sebab tanggal 20 Mei menjadi titik awal dari semakin bangkitnya rasa nasionalisme dan cinta akan Indonesia pada para pemuda Indonesia.
Itu bersamaan dengan berdirinya organisasi pemuda yang bernama Budi Utomo pada 20 Mei tahun 1908.
Pada masa lampau Hari Kebangkitan Nasional mengingatkan kita pada perjuangan untuk melawan Belanda dan kemiskinan.
Para pemuda berusaha keras untuk menyampaikan aspirasinya agar warga Indonesia mau bersama-sama bangkit.
Tak hanya menggunakan fisik atau senjata, namun juga menggunakan intelektual.
Baca Juga: Inilah Tokoh Hari Kebangkitan Nasional, Dr. Sutomo yang Juga Pendiri Organisasi Budi Utomo
Namun di zaman sekarang, bagaimana kita melaksanakan makna Hari Kebangkitan Nasional?
Dilansir dari kompas.com pada Jumat (9/7/2021), inilah 3 makna Hari Kebangkitan Nasional di zaman sekarang.
Membangkitkan semangat dalam budaya toleransi
Tahukah Anda arti Bhinneka Tunggal Ika?
Bhinneka Tunggal Ika artinya walau kita semua memiliki perbedaan, Indonesia tetaplah satu kesatuan utuh.
Itu sesuai dengan citra Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa, agama, dan budaya.
Keragaman yang dimiliki oleh Indonesia hendaknya menjadi penguat bangsa Indonesia bukan malah sebaliknya.
Membangkitkan semangat dalam beretika di sosial media
Di zaman sekarang, sosial media merupakan hal yang umum.
Namun berdasarkan survey dari Digital Civility Index yang dilakukan sepanjang tahun 2020, warganet Indonesia adalah warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Baca Juga: Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Ditetapkan pada Tanggal 20 Mei
Banyaknya kasus saling serang di sosial media ternyata mencederai nilai persatuan.
Padahal Hari Kebangkitan Nasional lahir dari berbagai perbedaan dan mulai bersatu.
Membangkitkan semangat membaca dan literasi
Menurut UNESCO, Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah mengenai literasi dunia.
Artinya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Dilansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, minat baca warga Indonesia hanya sebesar 0,001 persen.
Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang yang rajin membaca.
Baca Juga: Hari Kebangkitan Nasional Diperingati Setiap Tanggal 20 Mei, Mengapa?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR