Intisari-Online.com - Kehilangan indra perasa dan penciuman merupakan salah satu gejala infeksi Covid-19 yang kerap dijumpai pada pasien.
Tampaknya gejala ini mungkin tak separah gejala sesak napas atau beberapa gejala parah lainnya, tapi dengan kehilangan indra perasa dan penciuman akan berpengaruh pada berbagai hal bagi pasien.
Selain tentunya bisa membuat pasien khawatir akan kondisinya, hilangnya kemampuan mengecap rasa dan mencium bau dapat berdampak pada penurunan nafsu makan, yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi sehari-hari.
Gejala ini juga bisa berdampak fatal jika terjadi hal-hal yeng tidak diinginkan di sekitar pasien, misalnya membuat pasien tidak bisa mendeteksi kebocoran gas, atau makanan yang sudah basi.
Bagi pasien Covid-19 yang mengalami gejala ini, maka dalat melakukan latihan pemulihan indra perasa dan indra penciuman yang disebut sebagai 'Smell Training'.
Melansir Kompas.com, Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan tentang latihan yang bisa dilakukan untuk membantu memulihkan kemampuan indra penciuman dan pencecap ini.
"Itu namanya smell training. Untuk membantu indra kembali pulih kemampuannya," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/7/2021).
Latihan penciuman atau smell training, dilakukan dengan mencium benda-benda yang memiliki aroma khas.
Ada beberapa benda yang direkomendasikan untuk melatih kembali penciuman, dan rupanya kopi bukan salah satunya.
Justru kopi tidak diperbolehkan karena bisa membuat parosmia atau gangguan penciuman yang membuat penderita merasakan roma yang tidak semestinya.
Misalnya, bau roti yang dipanggang biasanya harum manis jadi terasa bau busuk. Atau, aroma yang biasanya tidak mengganggu jadi bikin mual.
Bahkan, untuk kasus parosmia yang parah, penderita bisa sampai merasa sakit secara fisik saat mencium bau yang menyengat atau punya aroma kuat.
Kondisi parosmiatersebut juga salah satu yang bisa ditemukan pada pasien Covid-19.
Dilansir dari Independent, beberapa penderita long covid dan orang yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 merasakan bau tak sedap seperti amis ikan atau benda terbakar di tempat dengan bau normal.
Selain itu, gejala parosmia yang banyak dikeluhkan adalah bau busuk atau tak sedap terus-menerus, terutama saat ada makanan.
Terkadang, aroma yang tidak enak ini membuat penderita jadi mual sampai kehilangan selera makan.
"Yang perlu koreksi adalah kopi. Itu justru tidak boleh, karena justru membuat parosmia," kata Tonang.
Lalu sumber bebauan apa saja yang direkomendasikan untuk Smell Training?
Ternyata, berikut ini di antaranya:
Latihan penciuman ini dapat dilakukan secara mandiri, lalu seperti apa langkah-langkahnya?
Pertama-tama, taruh benda berbau khas yang telah disebutkan tadi di bawah hidung.
Kemudian, Hirup dalam-dalam aromanya selama 15-20 detik.
Lakukan langkah-langkah di atas antara 2 sampai 3 kali sehari.
Latihan penciuman tersebut dapat dilakukan berkelanjutan dalam 3 bulan, 6 bulan, atau sampai kemampuan indra penciuman dan pencecap pulih seperti sedia kala.
Mengutip Kompas.com, 1 Juli 2021, Benjamin S. Bleier, profesor otolaringologi-bedah kepala dan leher di Harvard Medical School, memperkirakan bahwa paparan aroma secara berulang bisa meningkatkan kapasitas neurogeneratif sel khusus di daerah hidung, yang bertanggung jawab untuk penciuman.
Peningkatan kapasitas neuroregeneratif itu diperkirakan dapat membantu memulihkan syaraf penciuman yang rusak.
Itulah cara yang dapat dilakukan pasien Covid-19 untuk memulihkan indra perasa dan penciumannya.
Sambil terus melakukan Smell Training, tentunya pasien harus tetap tenang dan tidak dibuat stress dengan kehilangan indra perasa dan penciuman tersebut.
(*)