Intisari-Online.com -Sebuah badan bantuan Malaysiasukses kirim bantuan ke Gaza.
Nama badan bantuan Malaysia itu adalahViva Palestina Malaysia (VPM).
Disebutkan bahwa VPM menjadidelegasi pertama yang diizinkan masuk ke wilayah itu untuk melakukan misi bantuannya sendiri.
Bahkan VPM membawabantuan senilai sekitar 250.000 Dolar AS (Rp3,6 miliar) ke Gaza.
LaporanMalaysiasukses kirim bantuan ke Gazalangsung menjadi perhatian banyak negara.
Sebab, Israel sedang mati-matian mendekati Malaysia. Walau Malaysia terus menyatakan dukungan untuk Palestina.
Alasannya sederhana. Karena Malaysia termasuk salah satu negara Muslim terbesar di dunia.
Sebagai penganut agama Yahudi, entah bagaimana Israel menyatakan siap berteman baik dengan negara-negara muslim.
Tapi bukan dengan negara Timur Tengah. Melainkan negara-negara Asia Tenggaramayoritas Muslim.
Seperti Malaysia,Indonesia, dan Brunei.
Kini, Malaysiadisebut sebagai salah satu negara yang sedang diincar Israel.
Lagi, terpilihnya Malaysia cukup mengherankan.
Sebab, selain Malaysiasukses kirim bantuan ke Gaza, sebuahorganisasi Malaysia juga sukses membobol data rahasia Israel.
Dilansir dari middleeastmonitor.com pada Rabu (30/6/2021), sebuah organisasi Malaysia yang menamakan dirinya DragonForce mengatakan bahwa mereka meretas database perusahaan perekrutan Israel.
Peretasan itu memberikan akses ke rincian ratusan ribu mahasiswa, media lokal melaporkan.
i24 mengutip sumber-sumber Israel yang mengatakan bahwa para peretas mengumpulkan informasi dari situs web AcadeMe yang bekerja dengan institusi pendidikan tinggi terkemuka di Israel.
Mereka termasuk Universitas Ben Gurion, Universitas Tel Aviv, Universitas Terbuka, Universitas Bar-Ilan, Technion, dan Universitas Haifa, serta banyak perguruan tinggi.
Menurut pakar keamanan siber May Brooks-Kimpler di Times of Israel, para peretas sejauh ini telah membocorkan rincian sekitar 280.000 siswa dari 2014 hingga sekarang bersama dengan sekitar 100.000 alamat email.
"Ini adalah seruan mendesak bagi semua Peretas, Organisasi Hak Asasi Manusia, dan Aktivis di seluruh dunia untuk bersatu kembali dan memulai kampanye melawan Israel."
"Lalu berbagi apa yang sebenarnya terjadi di sana, mengekspos aktivitas teroris mereka kepada dunia," tulis para peretas di Telegram.
"Kami tidak akan pernah tinggal diam terhadap aktivitas perang Israel."
Bulan lalu, DragonForce Malaysia mengklaim telah meretas berbagai jaringan CCTV Israel, termasuk rumah dan lembaga pemerintah.
Bisnis dan institusi Israel termasuk Israel Aerospace Industries, perusahaan asuransi Shirbit, dan perusahaan perangkat lunak Amital menjadi sasaran serangkaian serangan siber tahun lalu.