Penulis
Intisari-Online.com - KonflikChina vs India sepertinya tidak mereda dalam waktu dekat.
Bagaimana tidak, Perdana Menteri India Narendra Modi malah mengirim tantangan ke China.
Bahkan dilaporkan dariexpress.co.uk pada Selasa (29/6/2021), 50.000 tentara India telah dikerahkan di Himalaya.
Sikap Modi itu lantasmeningkatkan ketegangan antara dua negara berpenduduk terpadat di dunia itu.
Dan para ahli telah memperingatkan kemungkinan konflik China vs India bisa meletus secara tidak sengaja.
Ini semua karena sejumlah besar tentara terkonsentrasi di daerah yang relatif kecil.
Ingat, tentara China dan India terlibat konflik pada tahun lalu di Ladakh dalam bentrokan tangan kosong yang menewaskan lebih dari 20 tentara India.
Itu adalah pertempuran paling mematikan sejak Perang China-India tahun 1962.
Dan pada akhirnyaLadakh menjadiwilayah dengan pasukan India terbanyak. Total adatambahan 20.000 dikirim ke wilayah pegunungan tersebut.
Secara total, India kini telah mengirimkan sekitar 200.000 tentara ke tiga daerah di sepanjang perbatasan.
Data itu meningkat lebih dari 40% dibandingkan dengan tahun lalu.
Langkah tersebut juga mewakili pergeseran strategi India.
Dulunya tentara India lebih ke posisi defensif murni.
Namun kini pasukan India mungkin untuk menyerang dan merebut wilayah di China jika perlu dalam strategi yang dikenal sebagai “pertahanan ofensif”.
Walau India telah mengirimkan tentaranya, seperti militer China tidak terpancing.
MalahanJuru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan situasi di perbatasan antara China dan India saat ini stabil.
"Di mana kedua belah pihak sedang bernegosiasi untuk menyelesaikan masalah perbatasan yang relevan," kataWang Wenbin.
“Dalam konteks ini, kata-kata, perbuatan, dan pengerahan militer dari para pemimpin militer dan politik yang relevan harus membantu meredakan situasi dan meningkatkan rasa saling percaya antara kedua belah pihak, bukan sebaliknya."
Namun demikian, DS Hooda, seorang letnan jenderal dan mantan komandan Angkatan Darat Utara di India, memperingatkan kondisi stabil itu tidak akan bertahan lama.
”Memiliki begitu banyak tentara di kedua sisi berisiko ketika protokol manajemen perbatasan rusak."
“Kedua belah pihak kemungkinan akan berpatroli di perbatasan yang disengketakan secara agresif.
“Insiden lokal kecil bisa menjadi lepas kendali dengan konsekuensi yang tidak diinginkan.”