Intisari-Online.com - Konflik Israel-Palestina berakhir dengan gencatan senjata.
Walau sudah melakukan gencatan senjata, kerusakan akibat konflikIsrael-Palestina selama 11 hari itu benar-benar mematikan.
Khususnya di Jalur Gaza.
Dilaporkan oleh PBB bahwakekerasan dan kehancuran terjadi disepanjang Jalur Gaza.
Gedung ambruk, rumah tidak berbentuk, dan jalanan hancur berantakan.
Akibatnya232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dalam pemboman Israel.
Namun karena wilayah Jalur Gaza masih berada di bawah pengawasan militer Israel, maka penduduk Palestina tidak bisa dengan bebas menerima bantuan.
Jangankan bantuan. Mereka bahkan tidak bebas keluar rumah atau pergi ke rumah sakit.
Nah, hampir 1 bulan lamanya setelah gencatan senjata, sebuah tim bantuan pertama akhirnya mendarat di Jalur Gaza.
Dilansir darimiddleeastmonitor.com pada Rabu (30/6/2021), sebuah badan bantuan Malaysia telah memasuki Jalur Gaza melalui Rafah Crossing di perbatasan Mesir.
Kedatangan badan bantuan itu menjadikan mereka yang pertama melakukannya setelah serangan militer Israel pada bulan lalu.
Viva Palestina Malaysia (VPM), nama badan bantuan Malaysia, melintasi perbatasan hari Selasa kemarin.
Menurut badan tersebut, bantuan senilai sekitar 250.000 Dolar AS (Rp3,6 miliar)dibawa ke Gaza.
Uang itu dikumpulkan bulan lalu oleh badan amal bekerja sama dengan label mode Duck Group.
Meskipun badan amal dan negara-negara seperti Kuwait dan Tunisia telah mengirim bantuan ke Gaza, VPM adalah delegasi pertama yang diizinkan masuk ke wilayah itu untuk melakukan misi bantuannya sendiri.
Malaysia sendiri terus menyatakan dukungan untuk Palestina dan secara terbuka menentang Israel.
Akan tetapi sepertinya hubungan Malaysia dan Israel tidak buruk-buruk sekali.
Terbukti pada bulan ini, duta besar Israel untuk Singapura menyatakan kesiapan Tel Aviv untuk menjalin hubungan dengan Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara mayoritas Muslim lainnya seperti Indonesia dan Brunei.
Tawaran itu datang enam bulan setelah seorang menteri Israel mengungkapkan bahwa negara mayoritas Muslim yang tidak disebutkan namanya di Asia dapat segera mengakui dan menjalin hubungan dengan Israel.
Malaysia adalah salah satu negara yang mungkin sedang diincar Israel.