Intisari-Online.com - Senapan serbu AK-47 terkenal sebagai simbol perjuangan kemerdekaan di banyak negara.
Senjata buatan Rusia ini sering kali digunakan oleh para pejuang kemerdekaan, seperti di Timor Leste, Zombabwe, Mozambik, dan Burkina Faso.
Bahkan, di empat negara tersebut, AK-47 setidaknya pernah menjadi salah satu unsur di simbol negara mereka.
Lambang negara Timor Leste saat ini menempatkan AK-47 sebagai salah satu unsurnya bersama busur dan tombak.
Di Negara Zimbabwe, AK-47 dipadukan dengan cangkul di simbol negara mereka, begitu pula Mozambik.
Sementara Burkina Faso menjadikan AK-47 simbol negaranya dari tahun 1984 hingga 1997, sebelum digantikan dengan sepasang tombak yang disilangkan di belakang perisai berbendera nasional.
Seperti angka di namanya, senjata ini diciptakan tahun 1947 oleh seorang penemu Rusia.
Rupanya, ada beberapa mitos dan fakta yang menyertai keberadaan senjata terkenal ini, apa saja?
1. AK-47 Rusia adalah salinan StG 44 Jerman
Senapan serbu AK-47 juga sering disebut sebagai Kalashnikov, seperti nama penemunya, Mikhail Kalashnikov.
AK-47 sendiri merupakan singkatan dari "Avtomat Kalashnikov 1947" atau "Automatic Kalashnikov 1947".
Senjata ini sering disebut merupakan salinan StG 44 Jerman.
Meski mirip, namun AK-47 bukanlah salinan langsung dari senjata Jerman tersebut.
Secara eksternal, mungkin keduanya bisa dibilang mirip, tapi secara internal ada perbedaan mencolok.
Perbedaan utama antara AK dan StG 44 Jerman yaitu mereka memiliki mekanisme penembakan dan magasin (penyimpanan/pengisian amunisi) yang berbeda, dengan kata lain magasin mereka tidak dapat dipertukarkan.
Juga, masing-masing memiliki konfigurasi perakitan dan pembongkaran "sendiri", belum lagi tetap ada perbedaan eksternal antara kedua senjata.
Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa para insinyur Jerman memang memberikan kontribusi pada pengembangan senapan serbu Soviet.
Setelah kemenangan dalam Perang Dunia II, biro desain Hugo Schmeisser bekerja di Izhevsk dan membantu meningkatkan AK-47.
Baca Juga: Belgia vs Portugal di Euro 2020, Ini Sejarah Pertemuan Keduanya
2. AK adalah gagasan dari Mikhail Kalashnikov sendiri
Meski Mikhail Kalashnikov dikenal sebagai penemu AK-47, namun ia tidak bekerja sendirian.
Proyek AK merupakan pengembangan dari ide Alexei Sudayev tahun 1943 dengan bantuan tambahan dari Jerman dari biro Schmeisser pada akhir 1940-an dan awal 1950-an.
Jadi AK bukan hanya perwujudan kejeniusan Kalashnikov seorang, tetapi juga karya seluruh tim desainer dan insinyur di belakangnya.
Bagaimanapun, perancang senjata jarang memulai dari nol.
Setiap senjata baru biasanya dibuat berdasarkan desain masa lalu, dan ini juga berlaku untuk AK-47.
Baca Juga: Waspadai Pemicu Asam Lambung Naik, Jangan Sampai Berkembang Menjadi Penyakit Refluks Gastroesofagus
3. Senapan serbu Kalashnikov unik dan tak tertandingi
AK-47 memang merupakan senjata yang bagus dan merupakan salah satu simbol revolusi dan perjuangan kemerdekaan di negara-negara di dunia.
Senjata ini banyak digunakan para pejuang berkat kesederhanaan desainnya, efektivitasnya, produksinya yang mudah, dan perawatannya yang rendah.
Namun, "platform" Kalashnikov ini tidak begitu unik. Ceko, dengan senapan serbu Čermák Sa vz.58 mereka, datang dengan solusi teknis serupa.
Ini hampir mirip dengan AK, tetapi sistem otomatisnya bekerja dengan cara yang berbeda.
Seperti dalam kasus StG 44 Jerman, ia hanya dapat menggunakan magasinnya sendiri.
Sa vz.58 memiliki umur panjang, misalnya di Eropa Timur digunakan sampai 2010. Tapi tidak pernah menjadi terkenal di dunia seperti seperti AK-47.
4. AK-47 selalu sempurna dan disukai sejak awal
Model 1947 memang berhasil dengan baik dalam pengujian tetapi reputasi AK yang terkenal untuk keandalan dan daya tahan adalah hasil dari penyempurnaan selama 12 tahun berikutnya.
AK seperti yang kita kenal sekarang adalah model 1959 yang diasah Kalashnikov, dengan menghilangkan kesalahan yang digariskan oleh militer.
Di antaranya adalah kegagalan yang berkaitan dengan keandalan dan daya tahannya.
Versi pertama senapan akan dengan cepat menumpuk kotoran dan rusak.
Selain itu, keakuratannya juga menjadi masalah, ditunjukkan kepada perancang bahwa ada dispersi peluru yang signifikan selama penembakan sehingga dia membuat penyesuaian.
Pada akhirnya, bahkan setelah upgrade, akurasi AK masih kalah dibandingkan dengan pesaing langsungnya yang digunakan oleh NATO saat itu. Namun, lebih kuat dan lebih andal bahkan di lumpur, hujan, pasir, salju.
5. Kalashnikov tidak akurat dari jarak lebih dari 300 meter
Meski menekan target pada jarak seperti itu bukanlah tugas yang mudah, namun, untuk tentara yang sangat terlatih bahkan 400 meter bukanlah masalah.
Sehingga ini bisa dikatakan mitos, karena tergantung bagaimana senapan serbu dikonfigurasi dan disesuaikan untuk meningkatkan akurasinya oleh penggunanya.
Setiap penembak profesional tahu bahwa dalam penembakan jarak jauh, kondisi dan bagaimana pengguna beradaptasi dengan senjata memainkan peran besar dalam akurasi.
(*)