Studi acak diulang dua kali menggunakan plasebo sebagai pembanding di Selandia Baru itu akan melibatkan 160 peserta untuk mengevaluasi keamanan vaksin dan kapasitasnya guna memproduksi reaksi melawan dan respon imun pada manusia dewasa sampai umur 80 tahun.
RecBio mengatakan pada Senin lalu jika salah satu keuntungan vaksin ReCov adalah tidak harus diproduksi di lingkungan keamanan tinggi.
Vaksin ini melibatkan proses produksi yang banyak dipakai dan dapat ditingkatkan untuk produksi atau transfer teknologi dengan mudah.
REcBio mengatakan mereka mengembangkan adjuvant vaksin, senyawa yang meningkatkan respon imun, memotong biaya pabrik sampai "sepersepuluh sampai seperlima vaksin dengan teknologi lain".
November lalu, perusahaan mengatakan mereka telah memulai membangun fasilitas produksi senilai 500 juta yuan (Rp 1,1 Triliun) di Taizhou, provinsi Jiangsu.
Fasilitas akan termasuk pelatihan memproduksi solusi stok, adjuvant, pengemasan dan kontrol kualitas dengan tujuan mencapai kapasitas produksi tahunan 300 juta dosis tahun 2021.
ReCov menggunakan teknologi rekombinan, pendekatan yang melibatkan tumbuhnya koding DNA dari antigen virus Corona, yang menstimulasi respon imun.
Teknologi ini telah dipakai luas di pembuatan vaksin hepatitis B dan HPV.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR