Pengadilan-pengadilan itu "menguji kembali" ribuan tahanan yang sudah menjalani hukuman penjara karena aktivitas politik mereka.
Sebagian besar adalah anggota kelompok oposisi kiri Mujahedin-e Khalq (MEK), juga dikenal sebagai Organisasi Mujahidin Rakyat Iran (PMOI).
Namun karena pengadilan-pengadilan itu, banyak orang di Iran dan aktivis hak asasi manusia telah menduga perannya dalam eksekusi massal tahanan politik pada 1980-an.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan tidak tahu jumlah pasti orang yang dihukum mati oleh pengadilan.
Akan tetapi sekitar 5.000 pria dan wanita dieksekusi dan dikuburkan di kuburan massal tak bertanda.
Para pemimpin Republik Islam itu tidak menyangkal bahwa eksekusi itu terjadi.
Tetapi mereka tidak membahas detail dan legalitas dari masing-masing kasus.
Raisi sendiri telah berulang kali membantah perannya dalam hukuman mati.
Tapi dia juga mengatakan mereka dibenarkan karena fatwa, atau aturan agama, oleh mantan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini.
Lima tahun lalu rekaman audio dari pertemuan tahun 1988 antara Raisi, beberapa anggota pengadilan lainnya dan kemudian Wakil Pemimpin Tertinggi Ayatollah Hossein Ali Montazeri bocor.
Di dalamnya, Montazeri terdengar menggambarkan eksekusi tersebut sebagai "kejahatan terbesar dalam sejarah Republik Islam".
Hubungannya dengan Ayatollah Khomeini sangat dekat.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR