Terlanjur Diberi Vaksin yang Tak Ampuh Hadapi Varian Delta, Bisakah Kita Diberi Vaksin Lain yang Lebih Ampuh?

Maymunah Nasution

Editor

Ilustrasi vaksin virus corona, bisakah Anda divaksin satu dosis vaksin lagi yang berbeda dengan vaksin sebelumnya jika sudah mendapatkan satu dosis vaksin?
Ilustrasi vaksin virus corona, bisakah Anda divaksin satu dosis vaksin lagi yang berbeda dengan vaksin sebelumnya jika sudah mendapatkan satu dosis vaksin?

Intisari-online.com -Varian virus Corona sudah semakin banyak, salah satunya adalah varian Delta yang terbukti berbahaya.

Varian ini berasal dari India, dan kini sudah masuk ke Indonesia.

Setelah lebaran 2021 ini, varian Delta menyebar di Kudus, Jawa Tengah.

Kini varian Delta tidak hanya di Kudus, tapi juga di sejumlah daerah lainnya berdasarkan hasil penelitian whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gajah Mada.

Baca Juga: Lonceng Bahaya Berdering Bagi yang Belum Divaksin Covid-19, Ahli Sebut Varian Delta Masuk Periode Paling Mematikan

Dari 34 sampel ada 28 sampel yang merupakan kasus varian Delta, sekitar 82%.

Namun varian ganas ini masih bisa ditangkal dengan vaksin.

Salah dua vaksin yang ampuh adalah vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Pfizer.

Dikutip dari Kompas.com mengutip laman resmi AstraZeneca, AstraZeenca mengklaim perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta.

Baca Juga: Hanya AstraZeneca dan Pfizer yang Sanggup Atasi Virus Covid-19 Varian Delta, Bisakah Kita Mengganti Jenis Vaksin Kedua Jika Sudah Terlanjur Diberi Vaksin Pertama?

Demikian juga hasil dari Public Health England (PHE) menunjukkan 92% vaksin AstraZeneca efektif mencegah rawat inap setelah 2 dosisnya diberikan ke manusia sehat.

Vaksin ini juga ampuh menangkal varian Covid-19 B.1.1.7 atau Alpha yang awalnya ditemukan di Inggris sampai 86%.

Data terbaru juga menunjukkan respon sel T yang kuat terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca, sehingga menghasilkan perlindungan yang tinggi dan tahan lama.

"Bukti nyata ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta, yang saat ini menjadi area kritis yang menjadi perhatian karena penularannya yang cepat," kata Mene Pangalos, Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D.

Baca Juga: Tak Kuasa Terus Merahasiakan, Bos Vaksin Ungkap Periode Kritis Seseorang Usai Diberi Vaksin Covid-19, Sampai Sarankan Suntikan Tambahan Ini untuk Mengatasinya

"Data menunjukkan bahwa vaksin akan terus memberikan dampak yang signifikan di seluruh dunia mengingat vaksin tersebut terus menyumbang sebagian besar pasokan ke India dan fasilitas Covax," lanjutnya.

Vaksin selanjutnya yang tahan melawan varian Delta Covid-19 adalah vaksin Pfizer-BioNTech.

Riset PHE menunjukkan vaksin Pfizer-BioNTech 96% efektif mencegah kebutuhan rawat inap dari penderita yang terinfeksi varian Delta.

Tingkat perlindungan itu sebanding dengan virus Corona varian Alpha yang muncul dari Inggris.

Baca Juga: Menggila di India dan Sudah Masuk 80 Negara Termasuk Indonesia, Ternyata Virus Corona Varian Delta Menyerang Orang-orang dengan Status Ini, Hati-hati!

Artinya meskipun varian Delta mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi bergejala, dua dosis vaksin Covid-19 bisa melindungi dari keparahan varian Delta.

Sayangnya saat ini di Indonesia sudah banyak yang mendapat vaksin dan bukan dua vaksin yang ampuh tersebut.

Pertanyaannya, apakah orang yang sudah divaksinasi Covid-19 dengan vaksin kurang ampuh bisa mendapat vaksinasi lagi?

Sejauh ini, menggandakan vaksinasi untuk satu individu kebanyakan hanyalah hipotesa saja.

Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Ngamuk di Indonesia, Rupanya Virus Corona Ganas dari India Ini Bisa Diatasi Dengan Suntikan Dua Vaksin Ini

Suplai yang masih ada terbilang terbatas membuat sulit bagi seseorang mendapatkan 2 vaksin kecuali seseorang itu mencurangi otoritas penyedia vaksin.

Secara teknis biasanya asuransi kesehatan berniat membayar lebih dari satu vaksin.

"Ini sama sekali bukan pertanyaan konyol," ujar Florian Krammer, profesor vaksinologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, dikutip dari nationalgeographic.com.

Sebagai gambaran agar persepsi sama, vaksin 2 kali artinya 4 kali suntikan vaksin.

Baca Juga: Tahu Amerika Musnahkan 60 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Negara Afrika Ini Langsung Musnahkan 2 Juta Dosis Vaksin Dari Amerika Padahal 1,7 Juta Penduduknya Terinfeksi Covid-19

"Kami selalu meneliti, menggunakan platform vaksin berbeda karena, kadang, kami mendapat hasil menarik."

Secara teori, ketika Anda menerima vaksinasi, Anda memperkenalkan bagian dari virus yang tidak bisa membuat Anda sakit, tapi cukup untuk mengaktifkan respon imun.

Banyak vaksin tradisional yang diberikan saat kecil memerlukan booster, suntikan lain beberapa bulan atau tahun ke depan yang bertindak sebagai penguat guna memastikan tubuh menerima suntikan pertama dan memiliki instruksi jelas untuk menyerang masuknya patogen tertentu di masa depan.

Itu adalah cara menciptakan blokade perlindungan dan memperkuat ingatan imunologi tubuh.

Baca Juga: Saat Dunia Sedang Butuhkan Vaksin Covid-19, Amerika Malah Musnahkan 60 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Terkuak AS Temukan Praktik Licik Ini Dalam Pembuatan Vaksin

"Dalam kasus di mana Anda punya kekhawatiran jika vaksin kehilangan efikasinya, pengukuran paling mudah adalah dengan booster," ujar Alessandro Sette, profesor di Pusat Penyakit Infeksi dan Penelitian Vaksin di La Jolla Institute for Immunology di California.

Namun karena Anda sudah menerima suntikan pertama, tubuh Anda sudah dipicu.

"Booster memperkenalkan respons ingatan. Anda mulai dari ingatan imun, itulah indahnya," ujar Sette.

Yang belum diketahui adalah apakah Anda mendapat respon lebih kuat dengan vaksin virus Corona yang berbeda.

Baca Juga: China Kepedean, Dikira Sudah Luluhkan Hati Indonesia Setelah Disogok dengan Vaksin Sinovac, Media China Malah Ungkap Situasi Sebenarnya

Dalam imunologi, konsep itu dikenal dengan "peningkatan utama heterologi" dan beberapa studi tunjukkan jika itu bisa menjadi cara lebih efektif untuk merancang vaksin terutama untuk penyakit yang menantang seperti malaria, TBC dan HIV.

Penelitian ini bernama studi Com-Cov yang sudah dilaksanakan di Inggris untuk menguji kemungkinan penggunaan vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Novavax.

Baru-baru ini Inggris juga sudah melegalkan vaksinasi ulang atau 4 kali suntikan vaksin dengan 2 tipe vaksin yang berbeda, ditambah injeksi booster ketiga sebagai bagian melindungi manusia terhadap varian-varian yang tahan terhadap vaksin.

Penelitian tunjukkan respon imun 26 individu berusia 25-46 tahun yang diberikan satu dosis AstraZeneca, diikuti satu dosis Pfizer, kemudian dua dosis vaksin itu diulangi lagi.

Baca Juga: Mulai Dari Filipina Sampai Timor Leste, Asia Tenggara Dikhawatirkan Jadi Tempat Ledakan Covid-19 Selanjutnya, Bagaimana dengan Vaksin?

Hasilnya tunjukkan antibodi meningkat 4 kali lipat dalam melawan varian Alpha, tapi tingkat kekuatan ini masih lebih rendah terhadap varian Beta dan juga varian Delta, melansir dari The Guardian.

Namun hasil vaksinasi 4 suntikan ini masih lebih tinggi daripada yang hanya diberikan vaksinasi 2 kali suntikan saja.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait