Penulis
Intisari-online.com - Belakangan ini Amerika dilaporkan memusnahkan setidaknya 60 juta dosis vaksin Covid-19.
Vaksin tersebut adalah Johnson&Johnson yang diimpor dari pabrik di Baltimore AS.
Ternyata vaksin tersebut tersangkut skandal, dimana vaksin tersebut sudah terkontaminasi.
Alhasil, sebanyak 60 juta dosis vaksin Johnson&Johnson dimusnahkan oleh Amerika serikat.
Sementara itu, situasi ini juga membuat negara Afrika Selatan terkena dampaknya, di mana baru-baru ini mereka juga harus menghancurkan vaksin tersebut.
Afrika Selatan telah mendatangkan vaksin Johnson&Johnson dari pabrik Baltimore yang baru-baru ini terkena skandal kontaminasi.
Alhasil, mereka juga melakukan hal serupa dengan Amerika Serikat dengan melakukan pemusnahan vaksin massal.
Menurut 24h.com.vn, Selasa (15/6/21), Setidaknya sebanyak 2 juta dosis vaksin Johnson&Johnson dimusnahkan oleh Afrika Selatan.
Otoritas Pengawas Keamanan Produk Kesehatan Afrika Selatan (SAHPRA) telah memutuskan untuk tidak menggunakan 2 juta dosis vaksin Covid-19 yang disimpan di sebuah pabrik di kota Gqeberha, menurut RT.
Bahan yang digunakan untuk membuat vaksin ini berasal dari sebuah pabrik di Baltimore, AS.
Pekan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan bahwa 60 juta dosis vaksin J&J dibatalkan di pabrik tersebut.
SAHPRA telah menangguhkan penggunaan vaksin ini sejak Juni untuk menunggu informasi resmi dari FDA.
Pabrik vaksin di Baltimore memproduksi vaksin J&J dan AstraZeneca.
Untuk beberapa alasan, pekerja pabrik secara keliru mencampur bahan untuk kedua vaksin tersebut, sehingga menghasilkan kualitas di bawah standar.
"Seperti yang diklaim FDA, kami memiliki 2 juta dosis vaksin yang terpengaruh," kata penjabat Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Mmamoloko Kubayi-Ngubane, Kubayi-Ngubane.
Ia menegaskan bahwa vaksin ini akan dihancurkan dan tidak diberikan kepada orang-orang untuk memastikan keamanan.
Dr. Boitumelo Semete, CEO SAHPRA mengakui keputusan tersebut sangat sulit, namun tidakada pilihan lain.
"Keputusan untuk memusnahkan berdampak negatif pada strategi vaksinasi di Afrika Selatan," kata Semete.
Hingga saat ini, Afrika Selatan telah mencatat 1,7 juta infeksi Covid-19 dan lebih dari 57.000 kematian.
Pada 9 Juni, Afrika Selatan hanya menerima 183.000 suntikan vaksin sementara memiliki 58,5 juta orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).