Berita dari pihak Filipina pun langsung menciptakan kehebohan di antara pejabat Indonesia yang belum mendengarnya langsung dari Presiden Soeharto.
"Tentu saja pihak Indonesia terkejut. Namun Pak Harto belum sempat mengadakan briefing dengan para pejabat RI, sebagaimana selalu dilakukan setiap selesai pembicaraan antara dua kepala negara," tulis Widodo.
Widodo melanjutkan, saat itu hanya dirinya yang bertugas sebagai penerjemah.
"Tetapi para pejabat tinggi itu pun tahu bahwa mereka tidak akan bisa memperoleh berita apa pun dari saya," ungkap Widodo.
Meski demikian, Mensesneg dan Menteri Luar Negeri saat itu akhirnya bertanya kepada Widodo.
Mereka menanyakan kepada Widodo, apakah Soeharto memang ingin melepaskan Timor Timur?
Mendapatkan pertanyaan itu, Widodo pun menjawabnya.
"Seingat saya, Pak Harto tidak pernah mengatakan seperti itu, apalagi masalah Timtim itu soal prinsip," jawab Widodo.
Lalu bagaimana pihak Filipina menganggap Soeharto sudah siap melepaskan Timor Timur?
Ternyata setelah ditelusuri, ada semacam kesalahpahaman terkait bahasa tubuh Presiden Soeharti ketika melakukan pembicaraan dengan Presiden Marcos.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR