Intisari-Online.com - Mendadak Papua Nugini ingin bangun kasino.
Dibanding negara tetangga Indonesia lainnya, Papua Nugini sepertinya paling 'adem'.
Namun sepertinya itu akan berubah dalam beberapa tahun ke depan.
Dilansir dari kompas.com pada Senin (7/6/2021), Papua Nugini ingin bangun kasino pertama di di Port Moresby. Namun hal ini langsung memicu kritik pedas.
Salah satunya datang dari kelompok anti-korupsi dan pengamat.
Mereka menilai kehadiran kasino akan merusak regulator industri negara itu dan merusak independensinya.
Takutnya, rencana itu dikhawatirkan bakal memperburuk masalah sosial dalam masyarakatnya.
Misalnya bisnis kasino secara global dapat berpotenai meningkatkan kemungkinan pencucian uang dan pengaruh politik yang tidak semestinya.
Padahal biaya pembangunan kasino pertama di Papua Nugini itu tidak sedikit.
Di mana dalam perjanjian yang ditandatangani pada 28 Mei, oleh Paga Hill Development Corporation dan National Gaming Control Board (NGCB), dibutuhkan biaya senilai 43 juta dollar AS (Rp613,5 miliar).
“Mereka (NGCB) adalah wasit yang bertanggungjawab untuk menerapkan aturan permainan; mereka tidak boleh ‘berlarian’ sebagai pemain di lapangan,” kata ketua dewan Transparency International PNG Peter Aitsi melansir Guardian pada Senin (7/6/2021).
Akan George Hallit, Chief Operating Officer Paga Hill, membela rencana tersebut.
Menurutnya jika Papua Nugini ingin bangun kasino, maka itu akan menciptakan ribuan pekerjaan secara langsung dan tidak langsung.
Alasannya karena kehadiran kasino akan mencakup beberapa hal. Seperti hotel, pusat perbelanjaan dan bioskop.
Ujung-ujungnya itu akan menarik wisatawan.
Sebagai contoh, sekitar 80% turis internasional pertama kali mengunjungi kasino, dan 90 persen pengunjung China ke AS Las Vegas.
Hanya saja ada beberapa kekurangan Papua Nugini jika mereka benar-benar ingin membangun kasino.
Misalnya Papua Nugini tidak memiliki infrastruktur kesejahteraan atau hukum untuk menangani masalah yang sering menyertai perjudian.
Ha itu disampaikan Paul Barker, direktur eksekutif lembaga pemikir independen Institut National Affairs.
Apalagi jika nantinya kasino di Papua Nugini akan membuat banyak orang ketagihan dan menghambur-hamburkan uang mereka yang terbatas dengan harapan banyak kemenangan
Sisi buruknya, akan ada banyak orang yang malah membiarkan diri mereka terjerat hutang yang terus meningkat.
Nantinya akan gagal memenuhi kebutuhan makanannya, sampai menghancurkan keluarganya.
Hal itu juga bisa menyebabkan orang kehilangan pekerjaan dan nafkah hidup.
Di luar banyaknya sisi positif, kasino dinilai akan membawa masalah itu ke level yang lebih tinggi.
Ada contoh dari negara tetangganya Australia.
Negeri Kanguru dikenal memiliki beberapa aturan dan kapasitas terketat dalam mengelola industri perjudian mereka.
Sistem pendidikan dan kesejahteraan sosial di Australia juga tinggi.
Meski begitu, Australia tetap tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat kecanduan judi terburuk di dunia.
Kecanduan itu juga menyebabkan kerusakan sosial terkait, keluarga dan konsekuensi ekonomi.
“PNG tentu saja tidak memiliki kapasitas hukum, pemerintahan, pendidikan atau kesejahteraan seperti yang dimiliki Australia, dengan aturan hukum dan ketertiban yang sudah serius ditegakkan.”
“Itu (PNG) seharusnya tidak memperburuk situasi dengan memiliki kasino besar.”
“Jadi, pembangunan kasino di Papua Nugini sepenuhnya tidak pantas,” tegasnya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR