“Jika orang Shanghai tidak begitu toleran, mungkin hidup kami akan sengsara, “ kata Moses dalam sebuah wawancara setelah perang.
“Di Eropa, jika seorang Yahudi melarikan diri, maka dia harus bersembunyi, dan di sini di Shanghai ini kami bisa menari, berdoa, dan berbisnis.”
Sejarawan David Kranzler menyebut kelangsungan hidup komunitas emigran Yahudi sebagai "Keajaiban Shanghai".
Ia menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi bukanlah target utama bagi Jepang yang menyerang, yang mengincar orang Cina, membunuh lebih dari 14 juta militer dan warga sipil pada akhir konflik.
Setelah Perang Dunia II, banyak orang Yahudi Shanghai pergi ke Amerika, Australia, Kanada, dan Eropa.
Saat ini, kurang dari 2.000 penduduk tetap tinggal di tempat yang sekarang menjadi distrik yang jelas-jelas China.
Sinagog Ohel Moshe telah dipertahankan dan diperluas.
Sekarang menjadi museum dan merupakan atraksi populer, mengenang mereka yang tinggal di ghetto Yahudi Cina, orang-orang yang kemungkinan besar tidak akan selamat jika orang tua mereka tetap tinggal di Eropa yang dilanda perang.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR