Ia mewarisi kecintaan pada fisika dari ayahnya, yang juga seorang fisikawan.
Sejak awal, bakatnya bersinar, dan dia pun segera menjadi bagian dari lingkaran elit ilmuwan yang mengerjakan proyek rahasia, termasuk pembuatan senjata nuklir.
Sakharov juga memainkan peran kunci dalam pengembangan bom hidrogen Soviet.
Pimpinan Soviet pada tahun 1961, saat Khrushchet memutuskan untuk menggelar lagi uji coba bom atom di Kutub Utara yang tadinya sudah dihentikan.
Menjadi satu-satunya ilmuwan ketika itu, Sakharov secara lantang menentang rencana tersebut.
Namun, pada Oktober 1961, dilakukan uji coba bom atom Tsar.
Bom ini merupakan bom atom terkuat yang pernah diledakkan di Bumi, dengan kekuatan kira-kira 4.000 kali bom Hiroshima.
Konsekuensi yang menghancurkan dari uji coba tersebut mengubah sikap Sakharov menjadi penentang perlombaan senjata nuklir antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Dia pun kemudian menjadi kritikus yang semakin vokal terhadap kepemimpinan Soviet.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR