Intisari-Online.com - Sudah lebih dari sebulan dilakukan operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 usai kapal tersebut dinyatakan tenggalam pada 24 April 2021 lalu.
Kini, operasi salvage (penyelamatan) kapal selam tersebut oleh TNI diakhiri.
Keputusan itu disampaikan dalam rapat koordinasi TNI AL di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, pada Rabu (2/6/2021) kemarin.
Dalam kesempatan itu, TNI AL juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Angkatan Laut China (People Liberation Army Navy/PLA Navy) yang ikut terjun dalam perasi penyelamatan KRI Nanggapa-402.
Untuk operasi penyelamatan tersebut, PLA Navy diketahui mengirimkan tiga kapalnya.
Di antaranya PLA Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PLA Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863, dan Research Vessel (R/V) Tan Suo Er Hao.
Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya mengungkapkan apresiasi tersebut mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono pada rapat tersebut.
Gung Putu Alit juga mengungkapkan bagaimana operasi penyelamatan itu telah dilakukan selama ini.
Operasi penyelamatan dilakukan di kedalaman 839 meter. Sebagai Komandan Gugus Tugas, Alit mengatakan bahwa itu bukanlah hal yang mudah.
Bahkan, ia mengungkapkan bahwa operasi penyelamatan tersebut mengandung tingkat risiko yang dan kesulitan yang sangat tinggi.
Sebanyak 20 kali penyelaman dilakukan dalam pelaksanaan operasi penyelamatan.
Dari penyelaman tersebut, pasukan berhasil mengangkat material-material penting. Ini disebut merupakan wujud kesuksesan luar biasa dari kinerja tim salvage.
Untuk hasil tersebut, Alit mengungkapkan rasa terima kasihnya, juga mengucapkan permohonan maaf.
“Kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada kapal-kapal yang telah bersusah payah melakukan pengangkatan di dasar laut,
"Serta permohonan maaf apabila ada ketidaknyamanan yang dirasakan selama melaksanakan operasi ini,” kata Alit dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AL pada Rabu (2/6/2021), seperti yang dikutip Tribunnews.
Dikatakan, kerja sama antara TNI AL dengan PLA Navy dalam melaksanakan salvage KRI Nanggala-402 di Perairan Utara Bali merupakan bukti nyata adanya persahabatan yang kuat di antara angkatan laut sedunia “Seaman brotherhood”.
Kegiatan penyelamatan yang melibatkan kerja sama dengan PLA Navi, bagi TNI AL dapat menjadi referensi ke depan untuk meningkatkan kerja sama hubungan bilateral antar Angkatan Laut.
Sementara itu, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili Pemerintah China menyampaikan selama lebih kurang satu bulan Angkatan Laut China dan TNI AL telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik.
Selain itu kedua angkatan laut juga telah berupaya mengumpulkan sebanyak-banyaknya dokumentasi berupa foto dan video, serta mengangkat sebagian bagian dari KRI Nanggala yang semua sudah diserahterimakan kepada pihak Indonesia.
Operasi tersebut, kata Chen, merupakan salah satu bukti nyata kegiatan penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama dengan TNI AL.
Kegiatan rapat koordinasi diakhiri dengan penyerahan sertifikat secara simbolis sebagai simbol ungkapan apresisiasi dari pimpinan TNI AL oleh Alit kepada kapal-kapal China yang diterima oleh Athan RI Senior Kolonel Chen Yongjing.
Kini kegiatan operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 telah resmi berakhir.
Seperti diketahui, sebanyak 53 putra terbaik negeri gugur dalam peristiwa tenggalamnya kapal tersebut.
Gugurnya 53 putra terbaik negeri ini sebelumnya telah diumumkan pada Minggu, 25 April 2021, dengan bukti-bukti otentik yang ditemukan menunjukkan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan semua awaknya telah gugur.
Baca Juga: Turki vs Italia di Euro 2020, Ini Sejarah Pertemuan Keduanya
(*)