Advertorial
Intisari-online.com -Irjen Argo Yuwono Kepala Divisi Humas Polri menyebutkan aparat penegak hukum membuka dialog mendengarkan aspirasi kelompok teroris KKB Papua.
Mengutip tribunnews.com, masih ada 4 kabupaten yang masih rawan manjadi tempat operasi 9 kelompok teroris KKB Papua.
Empat kabupaten tersebut adalah Intan Jaya, Puncak, Nduga, dan Mimika.
Polri lantas mengumpulkan para kepala daerah empat wilayah tersebut.
"Kemarin sudah kita kumpulkan, kita ajak dialog. Ada bapak bupati, para bupati yang kira-kira rawan terhadap KKB. Bupati ini kita ajak, kita ajak dialog, kita tanya apakah permasalahan yang ada di sana. Apa yang dimau oleh masyarakat itu apa, terutama KKB," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/5/2021).
Nantinya suara kepala daerah akan disampaikan ke Panglima TNI dan Kapolri.
Kemudian aspirasi tersebut diteruskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Intinya bahwa para bupati itu kita ajak, kita dialog kita ajak ngomong untuk menyelesaikan masalah. Jadi siapa tahu nanti dari kelompok yang ada di Papua sana bisa turun dan dia bergabung membangun Papua lebih baik," pungkasnya.
Baca Juga: Kenapa KKB Papua Sulit Diberantas? Benarkah Taktik Satgas Ada yang Keliru?
Sejauh ini masih ada 9 kelompok teroris KKB Papua yang aktif meneror bumi Papua atau tanah mutiara hitam itu.
Hal tersebut disampaikan Kabaintelkam Komjen Pol Paulus Waterpauw.
Ia juga mengatakan ada beberapa kelompok yang memutuskan tidak aktif melakukan aksi gangguan keamanan di Papua.
"Gerakan separatis saat ini masih terus menyebarkan gerakannya sendiri dengan ingin kemerdekaan melalui kekerasan bersenjata," kata Paulus dalam diskusi daring, Jumat (28/5/2021).
Baca Juga: Jangankan KKB Papua, Ternyata Pasukan Amerika Juga Sering GunakanTaktik Gerilya
Sembilan kelompok teroris yang masih aktif itu adalah kelompok teroris pimpinan Sabinus Walker, Undius Kogoya dan Lewis Kogoya di Intan Jaya, Papua.
Selanjutnya di Puncak, Papua, ada Goliat Tabuni, Lekagak Telenggen, Peni Murib dan Ando Waker.
Kemudian wilayah Nduga, Papua, masih dikuasai kelompok Egianus Kogoya, dan kelompok Joni Botak di Mimika.
Sedangkan dua kelompok KKB Papua yang sudah tidak aktif adalah Mathias Wenda yang dulunya beroperasi di Wutung, serta Puron Wonda dan Endem Wanimbo di Lanny Jaya.
"Ada tokoh-tokoh tua, Mathias Wenda itu sudah tidak aktif. Puron Wonda dan Endem Wanimbo juga sudah tidak aktif," ungkap dia.
Kelompok-kelompok itulah yang bertanggung jawab atas insiden kekerasan dan teror yang terjadi di Papua.
"Peningkatan unsur kekerasan dan teror yang tidak hanya ditujukan kepada aparat, tapi juga menyasar masyarakat sipil dan merusak fasilitas warga masuk ke tahap brutal sehingga pemerintah menetapkan aksi sekelompok KKB sebagai aksi terorisme," ujarnya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini