Pengejaran KKB Papua Lewat Operasi Satgas Nemangkawi Diperpanjang, Bakal Pertajam Taktik Ini

Khaerunisa

Penulis

Personel Satgas Nemangkawi tengah melakukan pengamanan di Lapangan Terbang Beoga, Puncak, Papua, Kamis (15/4/2021)
Personel Satgas Nemangkawi tengah melakukan pengamanan di Lapangan Terbang Beoga, Puncak, Papua, Kamis (15/4/2021)

Intisari-Online.com - Pengejaran KKB Papua oleh Satgas Nemangkawi belum berakhir.

Operasi Satgas Nemangkawi pun akan diperpanjang 6 bulan hingga November 2021.

Hal itu seperti yang disampaikan oleh Asisten Operasional (Asops) Kapolri Irjen Pol Imam Sugianto.

"Diperpanjang rencana 6 bulan," kata Imam saat dikonfirmasi, Jumat (28/5/2021), dikutip Tribunnews.com.

Baca Juga: 'Kalau Dia Turun, Saya Jemput' Kapolda Papua Jawab Tantangan Perang Pimpinan KKB

Tentunya, dengan perpanjangan operasi tersebut, terdapat rencana yang telah dipersiapkan.

Menurut Imam, pihaknya akan kembali merumuskan pola operasi Satgas Nemangkawi.

Hal itu khususnya terkait pemetaan pengejaran kelompok teroris KKB Papua yang masih tersisa.

"Sedang dirumuskan pola operasinya," kata dia.

Baca Juga: China Dipaksa Bertekuk Lutut, Amerika Sudah Kantongi Bukti Menggemparkan Soal Asal-Usul Covid-19 Tuduhan Kebocoran Laboratorium Wuhan Makin Terlihat?

Selama ini, disebut bukanlah kemampuan tempur KKB Papua yang menjadi penghambat pengejaran kelompok bersenjata ini.

Melainkan karena sejumlah faktor di luar kemampuan KKB Papua.

Seperti yang disampaikan Pengamat intelijen Ridlwan Habib, dikutip Kompas.com.

Ia menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.

Baca Juga: Sejarah Pembentukan Densus 88 Usai Terjadi Peristiwa Bom Bali 2002

Faktor tersebut terutama adalah karena geografis yang sulit dan menantang.

"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana,

"Itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan Polri yang mengejar," kata Ridlwan pada Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Selain faktor taktikal geografis, menurut Ridlwan, adanya 'perlindungan' tokoh lokal juga disebut sebagai salah satu faktor yang membuat sulitnya KKB Papua dienyahkan.

Baca Juga: Sejarah Pembentukan Densus 88 Usai Terjadi Peristiwa Bom Bali 2002

Beberapa di antara tokoh lokal tersebut dikatakan sudah tertangkap.

"Ada beberapa oknum tokoh-tokoh kan yang sudah tertangkap, misalnya kemarin ada satu oknum pendeta ternyata menyuplai senjata untuk KKB," ujar Ridlwan.

Adanya tokoh yang disebut melindungi KKB Papua dan menyuplai persenjataan mereka menjadi penghambat penumpasan kelompok bersenjata ini.

Sementara faktor ketiga berkaitan dengan koordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB, sehingga ia menyarankan untuk perlunya wadah yang melinkupi berbagai tim atau unsur.

Baca Juga: Cerita Pasien Tentang Kehidupan Setelah Kematian, 'Semua Anggota Keluarga yang Sudah Mati Ada di Samping Saya'

Terkait faktor geografis, juga diakui Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, pada Kamis (20/5/2021).

Ia juga menjelaskan bahwa Lokasi persembunyian KKB Papua tidak terpusat di suatu titik persembunyian, melainkan tersebar di sejumlah daerah di Papua.

Namun, ia menurutkan bahwa pihaknya juga telah memetakan kekuatan persenjataan di setiap masing-masing kelompok KKB Papua.

"Mereka dibagi 7 sampai 9 kelompok yang terpencar di berbagai daerah. Dipetakan oleh aparat keamanan baik TNI maupun Polri bahwa mereka sudah dapat diidentifikasi kelompok-kelompoknya. Termasuk pimpinan-pimpinannya," jelasnya.

Baca Juga: Nasib Timor Leste Sekarang Setelah 21 Tahun Pilih Lepas dari Indonesia

Mereka bersembunyi di medan yang luas untuk dapat menyembunyikan jejaknya.

Berbekal hasil pemetaan posisi kelompok-kelompok KKB Papua oleh TNI-Polri, akan terus dilakukan pengejaran terhadap mereka.

"Tantangan dan kendala adalah medan daripada lokasi mereka bersembunyi adalah medan yang luas. Termasuk hutan yang lebat dan berbukit-bukit. ini merupakan tantangan bagi aparat TNI-Polri.

"Tapi posisi dari mereka TNI-Polri sudah bisa mulai memetakan dan terus melakukan pengejaran kelompok kriminal bersenjata tersebut," tukasnya.

Baca Juga: Sudah Kehabisan Minyak, Cukong Asing Akan Ajak Warga Timor Leste 'Panen' Karbon di Lahan Minyak yang Kering Ini

(*)

Artikel Terkait