Mereka membakar infrastruktur, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan memindahkan paksa setidaknya 150.000 orang.
Ketika personel PBB diperintahkan untuk pergi, beberapa menolak — termasuk mantan diplomat Kanada Colin Stewart dan sejarawan Kanada Geoffrey Robinson.
Hal ini membuat PBB tetap terlibat dan kemungkinan besar membantu menyelamatkan nyawa orang Timor.
Setelah pendekatan dengan Australia ditolak, Axworthy bekerja sama dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Don McKinnon untuk mengadakan pertemuan khusus tentang Timor Leste pada KTT APEC di Auckland pada September 1999.
McKinnon menyalahkan kekerasan massal itu atas "perilaku Indonesia selama 23 tahun terakhir".
Axworthy mengambil garis yang lebih lembut, tetapi mengakui bahwa “kami pada dasarnya telah mengambil alih agenda APEC.”
Pada 12 September, Presiden Indonesia BJ Habibie akhirnya menyetujui pembentukan pasukan perdamaian internasional.
Dengan kesepakatan itu, Australia setuju untuk memimpin Pasukan Internasional untuk Timor Lorosae.
Sepanjang tahun 1999, Kanada membantu memberikan tekanan internasional. Bekerja sama dengan kekuatan kecil lainnya seperti Irlandia dan Selandia Baru, Kanada mampu mempengaruhi sekutu Barat Indonesia.
Episode ini memberikan petunjuk tentang bagaimana Kanada dapat menghidupkan kembali diplomasinya.
Dua puluh tahun kemudian, Timor-Leste adalah negara paling demokratis di Asia Tenggara, meskipun tetap menjadi salah satu yang termiskin.
Chan berjanji bahwa Kanada akan menjadi mitra pembangunan untuk jangka panjang.
Namun, janji itu telah ditinggalkan di bawah pemerintahan Stephen Harper dan Justin Trudeau, meskipun kedutaan Kanada di Indonesia mendukung beberapa proyek kecil yang berharga.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR