Spanyol dan Portugis Sepakati Isi Perjanjian Tordesillas Tahun 1494, Berdampak pada Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara

Khaerunisa

Editor

Garis demarkasi yang memisahkan kekuasaan Spanyol dengan Portugis sepanjang abad ke-15 dan abad ke-16. Garis demarkasi ini disepakati lewat Perjanjian Tordesillas (1494) dan Perjanjian Saragosa (1529).
Garis demarkasi yang memisahkan kekuasaan Spanyol dengan Portugis sepanjang abad ke-15 dan abad ke-16. Garis demarkasi ini disepakati lewat Perjanjian Tordesillas (1494) dan Perjanjian Saragosa (1529).

Intisari-Online.com - Pada tahun 1494, Spanyol dan Portugis menandatangani isi Perjanjian Tordasillas.

Isi Perjanjian Tordasillas mengatakan bahwa dunia dibagi dua untuk Spanyol dan Portugis dengan garis yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.

Garis tersebut ditarik sekitar 370 league (setara 1.185 mil) dari barat Kepulauan Tanjung Verde.

Dengan perjanjian ini, Spanyol bisa menguasai sisi barat garis, sementara Portugis mendapatkan sisi timur.

Baca Juga: Bukan Cuma Bahasa, Makanan Timor Leste Juga Dipengaruhi Penjajahnya selama Ratusan Tahun Ini

Masing-masing bangsa Eropa tersebut bisa jelajahi wilayah yang telah disepakati tanpa melanggar wilayah satu sama lain.

Selain itu, disepakati pula bahwa keduanya tidak boleh menjajah wilayah yang dipimpin penganut kristen.

Kesepakatan tersebut bermula dari kabar keberhasilan Columbus.

Pemimpin Kerajaan Spanyol, Ferdinand dan Isabella, kemudian meminta Paus untuk mengakui kekuasaan Spanyol atas 'Dunia Baru' yang mereka temukan.

Baca Juga: Jangankan KKB Papua, Ternyata Pasukan Amerika Juga Sering GunakanTaktik Gerilya

Tepatnya pada 7 Juni 1494, kedua perwakilan kerajaan bertemu di Tordesillas, wilayah di barat laut Spanyol.

Perjanjian ini hanya diikuti Portugis dan Spanyol, sementara kerajaan dan kekuasaan lain tak mengakui Perjanjian Tordesillas.

Akibat dari perjanjian ini bagi Indonesia, adalah dimulainya kedatangan Bangsa Eropa ke wilayah Nusantara.

Perjanjian Tordesillas membuat pelaut Portugis berlayar ke timur, mengitari pantai barat Afrika, sampai ke India, hingga mengantarkan mereka ke Nusantara.

Baca Juga: Bak Dapat Tenaga Manusia Gratisan, Beginilah Nasib Anak-anak Yatim Piatu di Korea Utara, Bukannya Dirawat di Panti Asuhan Justru Diperlakukan Sekejam Ini

Ialah pelayar Bartolomeus Diaz, yang memulai perjalanan menuju wilayah tersebut.

Pada 1487, Bartolomeus Diaz berlayar mengitari Tanjung Harapan di Afrika dan memasuki Samudra Hindia.

Diaz memang gagal menemukan jalan menuju Nusantara atau Indonesia dan kembali ke Portugis.

Namun, berkat Diaz Portugis menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Perjalanan pun dilanjutkan oleh Vasco Da Gama dengan menyusuri pantai timur Afrika.

Baca Juga: Trenyuh dengan Bantuan TNI, Mantan Pejuang Timor Timur Ini Serahkan Dua 'Senjata Perang' ke TNI

Ekspedisi Da Gama berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebut Bab el Mandeb. Pada 1498, Vasco Da Gama tiba di Kalikut, India.

Sejak saat itu perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika.

Sementara itu, untuk mendapatkan daerah penghasil rempah-rempah, Portugis mengirimkan dua ekspedisi. Pertama dipimpin oleh Diego Lopez de Sequera, dan lainnya dipimpin Alfonso D’abuquerque.

Ekspedisi oleh Diego Lopez de Sequera gagal menemukan tempat asal mula rempah-rempah.

Baca Juga: Raider Kostrad, Pasukan Khusus Pakar Taktik Gerilya Siap Dikerahkan Lawan KKB Papua dengan Senjata Mumpuni Ini

Sementara ekspesidi pimpinan Alfonso D’abuquerque berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Dengan ini, Portugis menjadi Bangsa Eropa pertama yang sampai di wilayah Nusantara.

Bahkan, saat itu mereka diterima dengan baik oleh Raja Ternate yang tengah bertikai dengan Kerajaan Tidore.

Selain membantu Kerajaan Ternate melawan Kerajaan Tidore, Portugis secara berlahan mulai memonopoli perdagangan yang ada di Ternate.

Portugis menjadi Bangsa Eropa pertama yang sampai ke Nusantara, namun perjalanan lain juga dilakukan oleh Bangsa Spanyol.

Baca Juga: Dicibir di Indonesia Namun Dipuja Bak Pahlawan di Timor Leste, Ternyata Inilah yang Dikatakan Habibie Setelah Memberikan Kemerdekaan Bagi Timor Leste

(*)

Artikel Terkait