Intisari-Online.com -Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dilaporkan menggunakan taktikgerilya guna melawan pasukan gabungan TNI-Polri.
Namun aparat keamanan Indonesia berhasil membongkar taktikgerilya KKB Papua.
Hal itu disampaikan olehKepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa.
Kepada kompas.tv pada Maret 2021, KKB Papua sering berada di gunung-gunung Papua.
Di mana mereka bergerak dalam kelompok-kelompok kecil. Bukannya kelompok besar seperti yang digembar-gemborkan.
Jumlah anggota sekaligerilya biasanya mencapai 5 sampai 7 orang.
Selain itu, tidak semua personel KKB Papua dilengkapi atau membawa senjata api.
Dan yang membawa senjata paling banyak sekitar 1 sampai 2 personel yang biasanya pentolan kelompok.
"Dalam aksi gerilyanya, dari 5-7 orang hanya 1 atau 2 yang bersenjata dan bila terjadi kontak senjata," ucap Suriastawa.
Lalu bagaimana jika terjadi kontak senjata dan ada personel ang terluka atau tewas?
Suriastawa menjelaskan jika pada satu atau dua personel KKB terluka atau tewas, maka personel yang selamat bergantian memegang senjata.
Atau jika tidak bisa melawan balik, maka mereka harus membawa kabur senjata api.
"Orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata," ujarnya.
Ini karena KKB Papua memiliki sedikit senjata api.
Soal taktikgerilya, Indonesia sendiri memang cukup kuat.
Bahkan militer Amerika Serikat (AS) dan Vietnam sempat menggunakan taktikgerilya milik Indonesia.
Saat itu terjadi dalamPerang Vietnam (1955-1975).
Di manapasukan Vietnam Utara (North Vietnam Army/NVA) dan para gerilyawan Viet Cong pernah melakukan serangan gerilyahit and runterhadap pasukan AS dan Vietnam Selatan (Army of The Republic of Vietnam /ARVN).
Serangangerilyahit and runmerupakantaktik perang gerilya yang pernah dilakukan pasukan RI dalam pertempuran di Ambarawa (Palagan Ambarawa).
Dan taktik itu sendiri berhasil memukul mundur pasukan Sekutu, pasukan Viet Cong dan NVA juga sukes membuat kalang kabut pasukan AS di La Drang.
Uniknya,pasukan AS juga menerapkan taktik perang gerilya pasukan Indonesia ketika bertempur di Palagan Ambarawa menggunakan taktiksupit urang.
Bahkan di Akademi Militer AS West Point, taktik perang gerilya yang telah dibukukan oleh Jenderal AH Nasution dalam buku bertajukPokok-pokok Gerilya (Fundamentals of Guerrilla Warfare).
Dan buku itu telah dijadikan bahan pelajaran utama.
Jadi, sepertinya walau KKB Papua menerapkantaktik gerilya, makapasukan gabungan TNI-Polri juga bisa menggunakan cara yang sama.