Advertorial
Intisari-online.com - Pada 2018 silam, sebuah insiden penembakan terjadi di Papua, tepatnya di jembatan Nduga, Papua.
Dalam penembakan itu, setidaknya ada 31 orang pekerja proyek tewas, serta satu personel TNI.
Penembakan keji tersebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Menjadikannya salah satu kekejian KKB Papua yang pernah tercatat dalam sejarah.
Di balik aksi keji tersebut, ada nama salah satu pemimpin KKB Papua yang dikenal dengan nama Egianus Kogoya.
Namanya, tidak asing didengar jika dikaitkan dengan KKB Papua karena kiprahnya dalam melakukan aksi teror.
Ia juga disebut sebagai pimpinan gerakan OPM, yang kerap terlibat dalam serangkaian aksi penembakan keji.
Salah satunya penyerangan di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, satu pilot Trigana Air Tewas dan dua warga sipil terluka.
Baca Juga: 'Kalau Dia Turun, Saya Jemput' Kapolda Papua Jawab Tantangan Perang Pimpinan KKB
Sementara itu, ada dua anak beserta kedua orang tuanya tewas dibunuh dalam penyerangan itu.
Selain itu, kelompok Egianus Kogoya juga pernah menyandera 15 guru dan tenaga medis di Mepeduma, Nduga, Papua pada Oktober 2018.
Dalam penelusuan dikatakan KKB anak buah Egianus Kogoya memiliki 20-25 senjata api berstrandar militer yang merupakan hasil rampasan TNI-Polri.
Kemudian senjata tersebut digunakan untuk melakukan aksi penembakan yang meresahkan warga Papua.
Salah satu yang paling terkenal adalah aksi penembakan di proyek pembangunan jembatan yang menewaskan 31 pekerja.
Hal inilah yang membuat Papua tidak aman, dan alhasil militer terus dikerahkan untuk menumpas kejahatan KKB Papua.
Baca Juga: Tantang TNI-Polri Perang, KKB Papua Ternyata Sudah Siapkan Medan Perang, Inilah Lokasinya
Insiden penembakan yang terjadi sering menimpa aparat, bahkan warga sipil juga sering menjadi sasarannya.
Jika Insiden penembakan ternjadi, pemerintah mengklaim KKB adalah biang dari kekerasan yang terjadi tersebut.
Hasilnya, pembalasan besar-besaran dilakukan aparat, ungkap Sidney Jones, Direktur Institut Kebijakan Analis Konflik, pada AFP.
Bagi Sidney Jones, hal itu telah menempatkan Papua pada kekerasan tanpa akhir.
Penembakan yang terjadi diwarnai dengan kekerasan terburuk, setelah periode panjang.
Selain itu, minimnya informasi di Papua membuatnya sangat sulit untuk mengerahui apa yang terjadi di Papua saat ini.
Baca Juga: Cikal Bakal Terjadinya Konflik di Papua dan Lahirnya KKB Papua, Ada Adu Domba Belanda di Baliknya
Yang terbaru KKB Papua juga tengah diburu oleh militer Indonesia dalam Operasi Satgas Nemangkawi.
Operasi ini akan digelar mulai 1 Juni 2021 hingga 1 November 2021, mendatang.
Ini menjadi upaya terakhir untuk saat ini yang dilakukan pemerintah untuk menumpas KKB Papua yang masih tersisa.
Menurut laporan, ada 9 kelompok teroris KKB Papua yang menjadi target operasi.
Total anggotanya diperkirakan ada 150 orang, kelompok itu terpusat di suatu titik persembunyiannya.