Penulis
Intisari-online.com -Pemerintah kolonial Belanda tak rela Papua bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Itulah sebabnya mereka melakukan adu domba agar terjadi perpecahan Indonesia dengan Papua.
Seperti disampaikan oleh mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nicolaas Jouwe.
Ia dulunya pemimpin Papua yang terpilih menjadi Wakil Ketua Dewan Nugini.
Ia juga mengatur koloni Belanda di Nugini Belanda.
Sejak Oktober 1962 ketika konferensi perundingan penyerahan Irian Barat (Papua) ke Indonesia, Nicolaas bertolak ke Belanda.
Ia tidak ingin kembali ke Papua jika masih terikat dengan Indonesia.
Beginilah kemudian upaya Belanda mengganggu kedamaian di Indonesia.
Baca Juga: Asal-usul Senjata KKB Papua, Peninggalan Belanda hingga Mengais Helikopter Jatuh pada 2019
Belanda larang informasi masuk Papua
17 Agustus 1945 menjadi hari kemerdekaan Indonesia, saat itu Irian Barat sudah masuk ke Indonesia, tetapi Belanda membungkam informasi yang masuk.
Mereka menutupi kenyataan jika Indonesia, termasuk Papua, sudah merdeka.
"Kemerdekaan itu sudah pernah diproklamasikan oleh Bapak Soekarno dan Bapak Hatta itu sudah termasuk Papua juga. Kami sama sekali tidak boleh bicara dengan orang luar negeri. Kami tidak boleh tahu kalau kami ini orang Indonesia. Belanda larang," kata Nicolaas seperti dikutip dari laman Instagram akun @tnilovers18.
Sebarkan propaganda agar membenci Indonesia
Belanda kemudian mendoktrin jika bangsa Melayu itu tidak sama dengan bangsa Melanesia dan tidak layak bergabung dengan mereka.
"Belanda bilang, 'Kamu itu orang Papua, mereka itu orang Melayu. Itu bukan bangsa kamu'. Belanda sengaja bikin ngana supaya permusuhan kami dengan Indonesia itu timbul," ungkap Nicolaas.
Belanda juga bahkan menjanjikan kemerdekaan untuk Papua.
Baca Juga: Polisi Tindak Tegas Para Pengunjuk Rasa di Papua Barat, Tak Ingin KKB Papua Disebut Teroris
Dibentuklah organisasi militer baru khusus Papua, yang kini mendarah daging menjadi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
"Saya harus mengaku bahwa Indonesia itu musuh. Pemerintah Belanda bilang bahwa, 'Kamu akan merdeka nanti. Jadi kamu mesti dirikan militer sendiri'. Orang Papua didorong dan dipaksa untuk ambil bagian di organisasi," terangnya.
Korps Sukarelawan
Sementara itu pembentukan Organisasi Papua Merdeka berawa dari kelompok kecil yang awalnya sukarelawan.
Dengan segera kelompok itu berujung menjadi organisasi militer kecil dengan Nicolaas menjadi orang kepercayaan.
"OPM lahir bukan dari keinginan bangsa Papua. Tapi dari pikiran beberapa orang serdadu, semua orang Papua tidak tahu. OPM dibentuk oleh suatu golongan kecil, awalnya korps sukarelawan," ujar Nicolaas.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini