Namun, UDT bergabung dengan kelompok pro-Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama Gerakan Anti Komunis (MAC).
Pada tahun 1975 Portugal terlibat dalam konsultasi dengan organisasi-organisasi ini mengenai masa depan Territory.
Pilihannya adalah antara kemerdekaan, integrasi ke dalam negara selain Portugal yang dalam praktiknya berarti Indonesia, atau asosiasi dengan Portugal.
Pemerintah di Lisbon membuat persiapan untuk pemilihan umum di pulau itu. Rencananya adalah mendirikan Majelis Rakyat.
Sementara itu, pemilihan kepala daerah berlangsung. Tetapi segera setelah mereka, UDT melancarkan kudeta.
FRETILIN menanggapi dengan melakukan kudeta balasan.
Ibukota Territory, Dili, berada di tangan FRETILIN.
Pertempuran tersebut melibatkan berbagai gerakan politik. Penguasa Portugis menekankan bahwa mereka tidak berpihak pada salah satu dari mereka.
Sementara organisasi-organisasi politik Timor Leste terus mengejar kebijakan-kebijakan mereka yang saling bertentangan mengenai masa depan Territory.
Baca Juga: Inilah Negara Timor Leste dengan Jumlah Penduduknya ‘Hanya’ 1,2 Juta
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR