Setelah kekalahan telak pada Pertempuran Agincourt pada tahun 1415, raja Prancis Charles VI menyetujui perjanjian yang membuat mahkota tersebut diserahkan kepada Inggris setelah kematiannya, yang terjadi pada tahun 1422.
Namun raja Inggris, Henry V, juga meninggal tahun itu, yang kemudian meninggalkan putranya yang masih bayi Henry VI sebagai raja dari kedua kerajaan.
Para pendukung Charles dari Valois, putra dan Dauphin (pewaris) Charles VI, melihat kesempatan untuk mengembalikan tahta ke tangan Prancis.
Pada titik inilah dalam sejarah Joan of Arc memasuki medan perang.
Meskipun daerah tempat tinggal Joan setia kepada mahkota Prancis, daerah itu dikelilingi oleh orang Burgundi, mereka yang setia kepada Duke of Burgundy; seorang Prancis yang sejajar dengan Inggris.
Berkali-kali selama masa kanak-kanak Joan menyaksikan penggerebekan di desanya dan bahkan pernah dibakar.
Saat Joan berusia 13 tahun, hidupnya berubah selamanya.
Berdiri di taman ayahnya, dia mendapatkan penglihatan spiritual pertamanya, konon melihat Santo Michael, Santa Catherine, dan Santa Margaret berdiri di hadapannya.
Mereka memberitahunya bahwa itu adalah takdirnya untuk menyelamatkan Prancis dengan mengusir Inggris dan membantu Dauphin merebut kembali takhta.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR