Mantan Pilot AU Israel Mengaku: 'Kamilah Teroris Sebenarnya'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Pilot Israel
(Ilustrasi) Pilot Israel

Intisari-Online.com - Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel membuat pengakuan bahwa pemerintah Israel dan tentara Israel adalah “organisasi teroris”.

Mantan pilot Israel bernama Yonatan Shapira tersebut menambahkan, Israel telah dijalankan oleh para penjahat perang.

Saphira mengundurkan diri dari militer Israel pada 2003 dengan pangkat terakhir adalah kapten.

Kala itu, Intifada Kedua sedang berada pada puncaknya sebagaimana diwartakan

Baca Juga: Malah Bersikap Seperti Ini Kala 244 Nyawa Melayang di Gaza yang Dibombardir Israel, Imam Masjid Al-Aqsa Ini Diusir Saat Sampaikan Khutbah Jumat

yang dikutip Middle East Monitor pada Senin (17/5/2021).

Untuk diketahui, Intifada adalah gerakan perlawanan luas rakyat Palestina terhadap Israel.

Intifada Pertama meletus pada 1988 sedangkan Intifada Kedua pecah tahun 2000.

Saphira secara eksklusif mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ketika itu dia baru menyadari kalau dia adalah bagian dari “organisasi teroris” karena bergabung dengan militer Israel.

Baca Juga: Jadi Pahlawan, Perantara Gencatan Senjata Israel-Hamas Ini Ternyata Tidak Akan Pernah Memihak Palestina, Ini Sebabnya

“Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang,” kata Saphira kepada Anadolu Agency.

Dia menambahkan, militer Israel-lah yang sebenarnya meneror populasi Palestina yang berjumlah jutaan orang.

“Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi (dari militer Israel) tetapi untuk mengorganisasi pilot-pilot lain yang secara terbuka menolak untuk ikut serta dalam kejahatan ini,” tambah Saphira.

Saphira menuturkan, sebagai seorang anak yang tumbuh di Israel, dia mengaku dicekoki dan dibesarkan oleh doktrik militeristik Zionis yang sangat kuat.

Baca Juga: Inilah Mata Uang Israel, Alat Pembayaran Sah yang Juga Digunakan di Wilayah Palestina

“Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba (pengusiran warga Palestina dari rumahnya) pada 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," imbuh Shapira.

Sejak hengkang dari tentara Israel, Shapira telah meluncurkan kampanye yang mendorong personel militer Israel lainnya untuk tidak mematuhi perintah menyerang warga Palestina.

Kampanye yang dilancarkan Shapira rupanya telah membuahkan hasil.

Sebanyak 27 pilot militer Israel telah diberhentikan dari jabatan mereka di Angkatan Udara Israel sejak 2003 karena kampanye dari Shapira.

Baca Juga: Kisah Gilad Shalit, Tentara Israel yang Diculik Hamas, Israel Harus Membayar Mahal untuk Membebaskannya

Sementara itu, konflik antara Palestina dan Israel hingga saat ini masih memanas.

Dalam sepekan terakhir, jet-jet tempur Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang terblokade.

Rentetan serangan itu menewaskan sedikitnya 188 warga Palestina termasuk 55 anak-anak dan 33 wanita serta melukai 1.230 orang.

Baca Juga: Dukung Palestina, Iran AjakUmat Muslim Bersatu Lawan Israel, Sampai Siapkan Senjata-senjata Mematikan Ini

Intifada

Intifada adalah gerakan perlawanan luas rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel.

Sejarah mencatat, gerakan Intifada telah terjadi sebanyak dua kali.

Intifada pertama dimulai pada Desember 1987 dan berakhir pada September 1993.

Sedangkan Intifada kedua dimulai pada September 2000 dan diyakini berakhir pada 2005.

Baca Juga:Malah Bersikap Seperti Ini Kala 244 Nyawa Melayang di Gaza yang Dibombardir Israel, Imam Masjid Al-Aqsa Ini Diusir Saat Sampaikan Khutbah Jumat

Intifada kedua juga kerap disebut sebagai Intifada Al-Aqsa.

Kedua gerakan perlawanan tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 5.000 warga Palestina dan sekitar 1.400 orang Israel.

(*)

Artikel Terkait