Itu juga disebut, sebagai Palestina dan, setelah Pemberontakan Bar-Kochba dari 132-136 M, kaisar Romawi Hadrian mengganti nama wilayah Suriah-Palaestina untuk menghukum orang-orang Yahudi atas pemberontakan mereka (dengan menamainya setelah dua tradisional musuh, Suriah dan Filistin).
Sebutan Filistia, Yudea Romawi, dan Palestina semuanya digunakan setelah itu.
Ketika Kekaisaran Romawi Barat jatuh, Palestina diambil alih oleh Kekaisaran Timur atau Bizantium dan ditahan sampai c. 634 M ketika diambil oleh tentara Muslim yang menyerang dari Arab.
Nama ‘Palestina’
Nama 'Palestina' diperkirakan berasal dari kata plesheth (artinya 'akar palash', ramuan yang dapat dimakan yang dibawa oleh suku-suku yang bermigrasi yang kemudian melambangkan orang-orang nomaden) atau sebagai sebutan Yunani untuk orang Filistin nomaden.
Penulis Tom Robbins berpendapat bahwa istilah 'Palestina' berasal dari dewa androgini kuno Pales yang disembah di wilayah Kanaan. Jika demikian maka `Palestina 'berarti` Tanah Pales'.
Tersebutlah ada dewa berkelamin dua bernama Pales (disebut dalam teks sebagai dewa dan dewi) yang diakui oleh orang Romawi sebagai dewa pelindung gembala dan domba dan yang festival dirayakan pada tanggal 21 April dan 7 Juli di Roma di daerah Bukit Palatine (Adkins & Adkins, 269).
Namun demikian, tidak ada dokumentasi dari zaman kuno yang mengaitkan dewa ini dengan nama wilayah Palestina dan, kemungkinan besar, nama tersebut berasal dari bahasa Yunani untuk `Tanah Orang Filistin '.
Setelah Herodotus menggunakan istilah tersebut dalam karyanya pada abad ke-5 SM, penulis lain mengadopsinya sendiri dan 'Palestina' secara bertahap menggantikan 'Kanaan' sebagai nama wilayah tersebut. (ktw)
Baca Juga: Misteri Masjid Al Aqsa, Pemicu Konflik Israel dan Palestina yang Bertahun-tahun Hening
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR