Advertorial
Intisari-online.com - Kekejaman Israel atas Palestina belakangan ini telah memicu seruan dari seluruh dunia untuk memusuhi Israel.
Tindakannya dianggap tidak manusiawi, melakukan kekerasan pada umat muslim di Masjid Al-Aqsa pada bulan Ramadhan lalu.
Namun, di balik bayang-bayang kekejaman Israel, ada sebuah pasukan militer Islam yang dianggap sebagai mimpi buruk Israel.
Mereka adalah kekuatan umat muslim Palestina yang terdiri dari sekitar 30.000 orang, memiliki ribuan roket dan amunisi, yang menyatakan akan menghancurkan Israel.
Walaupun faktanya tentara Israel lebih kuat, nyatanya mereka hampir tidak bisa memusnahkannya walupun Israel telah mengerahkan segala cara.
Melansir 24h.com.vn, pada Kamis (13/5/21), mereka adalah pasukan militer Hamas dari Brigade Al-Qassam.
Hamas dianggap lawan tangguh bagi Israel karena angkatan udaranya yang kuat, dan jaringan intelijennya yang terkenal.
Dalam pertempuran beberapa hari, Israel mengelurakan kekuatannya untuk menghancurkan Hamas.
Mereka merobohkan tiga bangunan Hamas, di Gaza dan menewaskan 11 anggota berpangkat tinggi serta 30 pejuang Hamas.
Meski demikian, faktanya Israel tidak pernah bisa memusnahkan Hamas karena cabang-cabang bersenjata organisasi itu beroperasi dengan sangat diam-diam.
Mereka membaur dengan rakyat Palestina, hal itulah yang menyebabkan pertempuran Israel dengan Hamas selalu memakan korban.
Karena Israel melakukan serangan dengan pukul rata semua rakyat Palestina.
Sebaliknya, Hamas bisa dengan mudah membuat Israel keteteran dengan meluncurkan lebih dari 1.500 rudal ke wilayah Israel hanya dalam 3 hari.
Hamas dianggap sebagai organisasi Islam bersenjata terbesar di Timur Tengah dan terbesar di Palestina saat ini.
Didirikan pada tahun 1987 sebagai organisasi Muslim Sunni Palestina, Hamas telah berkembang semakin kuat.
Pada tahun 2006, Hamas memenangkan pemilihan resmi di Palestina, mengambil kendali langsung atas Palestina dan melancarkan serangan berulang kali terhadap Israel.
Tujuan yang dikejar Hamas adalah penghancuran total Israel, pembebasan tanahPalestina yang diduduki Israel.
Barat termasuk Amerika Serikat dan negara sekutu yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Sementara Rusia, Suriah, Turki, China, dan beberapa negara lain tidak memandang Hamas sebagai teroris.
Pada Desember 2018, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menolak resolusi AS yang mengutuk Hamas sebagai organisasi teroris.
Kekuatan militer utama Hamas, yang secara langsung menyerang Israel, dikenal sebagai "Brigade Al-Qassam".
Anggota Brigade Al-Qassam bekerja menyamar, menyembunyikan identitas dan posisi mereka di dalam organisasi sampai kematian mereka.
Menurut sumber militer Israel, Brigade Al-Qassam memiliki tentara sebanyak 30.000 orang, memiliki sekitar 7.000 roket, 300 senjata anti-tank dan 100 rudal anti-pesawat.
Brigade Al-Qassam juga memiliki puluhan jet tempur tak berawak.
Yang paling elit di jajaran pasukan adalah Pasukan Khusus ke-400, yang berspesialisasi dalam melakukan misi pertempuran laut.
Selain Brigade Al-Qassam, Hamas memiliki senjata militer independen lain yang lebih kecil, Jihad Islam.
Pasukan tersebut juga memiliki 6.000 roket, puluhan drone, dan rudal anti-tank.
Hamas dan Israel bertempur sengit di Gaza pada 2014.
Di akhir perang, kedua belah pihak menyatakan kemenangan.
Senjata terkuat Hamas adalah amunisi roket dengan jumlah peluru kendali hingga ribuan bola dan rudal untuk mendarat.
Hamas memiliki berbagai sistem rudal jarak pendek seperti Qassam, dengan jangkauan 10 km dan rudal Sejil, yang juga memiliki jangkauan 55 km.
Ini adalah senjata terbesar di gudang Hamas, selain amunisi mortir.
Selain itu, Hamas juga memiliki rudal dengan jangkauan yang lebih jauh, dari 75 km hingga 200 km, cukup untuk mencakup seluruh wilayah Israel, termasuk dua kota utama Tel Aviv dan Yerusalem.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan Hamas meluncurkan sekitar 1.500 roket dalam tiga hari, dari 10-13 Mei.
Di mana 1.050 di antaranya terbang ke wilayah Israel dan sekitar 350 mengalami masalah saat diluncurkan.
Militer Israel juga mengkonfirmasi bahwa sistem pertahanan rudal Iron Dome mencegat 90% rudal tersebut.
Namun, kompleks Iron Dome di kota Ashkelon sempat lumpuh akibat tembakan roket ganas Hamas.
Ini menunjukkan bahwa sistem Iron Dome bukanlah senjata pencegat yang 100% efektif.
Menurut BBC, masalah bagi Hamas adalah roket itu mungkin akan habis dan tidak selamanya akan terus menembakkan roket.
Ketika pasukan Israel memasuki Gaza pada tahun 2014, 2.251 warga Palestina tewas dalam pertempuran, termasuk 1.462 warga sipil.
Israel hanya kehilangan 67 tentara dan 6 warga sipil.
Tetapi dengan ribuan roket menghantam wilayah Israel selama beberapa hari terakhir, Hamas telah menunjukkan bahwa organisasi tersebut tidak mudah ditundukkan.