Intisari-Online.com - Negara Timor Leste menjadi negara merdeka pada tahun 2002, setelah lebih dari empat ratus tahun penjajahan Portugis, dua puluh empat tahun pendudukan Indonesia, dan tiga tahun pemerintahan transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Negara ini menghadapi tantangan untuk membangun demokrasi yang kuat dan ekonomi yang dinamis dengan latar belakang institusi yang masih rapuh dan sumber daya manusia yang terbatas.
Amerika Serikat dan negara Timor Leste menikmati hubungan bilateral yang sangat baik berdasarkan kepentingan dan nilai bersama, dan Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat dan memperdalam kemitraan ini.
Bantuan AS untuk Timor Leste
Amerika Serikat memiliki program bantuan pembangunan bilateral yang signifikan dan juga merupakan donor utama bagi sejumlah badan multilateral yang aktif di Timor Leste.
Misalnya seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Pembangunan Asia, dan Bank Dunia.
Bantuan pembangunan AS diberikan melalui tata kelola Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), kesehatan, pariwisata, produktivitas sektor swasta, konektivitas digital, dan program pertanian; rotasi sepanjang tahun Angkatan Laut AS; dan program Korps Perdamaian yang berkembang.
Pada bulan Desember 2017, Millennium Challenge Corporation memilih Timor Leste untuk program hibah lima tahun.
Mereka bermitra dengan pemerintah Timor Leste untuk mengatasi pendorong utama kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2018, Departemen Pertanian AS mengumumkan Timor Leste sebagai penerima program nutrisi dan pendidikan McGovern-Dole senilai $ 26 juta selama lima tahun.
Bantuan AS berfokus pada penguatan stabilitas dengan memperkuat dasar-dasar pemerintahan yang baik, meningkatkan kesehatan rakyat Timor-Leste, mendukung profesionalisasi pasukan keamanan Timor, dan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk yang tumbuh dengan cepat dan berjiwa muda dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Hubungan Ekonomi Bilateral
Timor Leste tetap menjadi salah satu negara paling kurang berkembang di dunia dan hanya ada sedikit perdagangan langsung dengan Amerika Serikat.
Perekonomiannya bergantung pada pengeluaran pemerintah (dibiayai oleh pendapatan minyak bumi) dan, pada tingkat yang lebih rendah, bantuan dari donor internasional termasuk Amerika Serikat.
Pembangunan sektor swasta telah terlambat karena pengeluaran publik yang mendesak perusahaan swasta, kurangnya pekerja terampil, kelemahan infrastruktur, sistem hukum yang tidak lengkap, sistem penguasaan lahan yang tidak lengkap, kesulitan mengakses kredit, dan lingkungan peraturan yang tidak efisien.
Perusahaan Investasi Swasta Luar Negeri AS dan Pemerintah Timor Leste telah menandatangani Perjanjian Insentif Investasi.
Ekspor terbesar kedua adalah kopi, yang menghasilkanhingga maksimal Rp 400 miliar setahun.
Amerika Serikat, melalui USAID, membantu mendirikan industri kopi di Timor Leste pada tahun 1990-an, dan saat ini, Starbucks Coffee Company adalah pembeli utama kopi Timor.
Perusahaan rempah-rempah McCormick membeli vanili Timor, cengkeh, dan lada.
Amerika Serikat mendukung upaya untuk mendiversifikasi ekonomi Timor dan mengembangkan sektor swasta.
Keanggotaan Timor-Leste dalam Organisasi Internasional
Kebijakan luar negeri Timor Leste memprioritaskan hubungannya dengan tetangga terdekatnya Indonesia dan Australia dan tetangganya yang lain di wilayah tersebut.
Timor Leste juga memprioritaskan hubungannya dengan negara-negara sahabat dan donor, terutama negara-negara anggota Community of Portuguese Language Countries (CPLP) dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan pengelompokan G7+ grup negara rapuh dan pasca-konflik.
Salah satu tujuan utama kebijakan luar negerinya adalah bergabung dengan ASEAN, yang didukung oleh Amerika Serikat.
Timor Leste mengajukan keanggotaan ASEAN pada tahun 2011.
Tetapi keputusan ASEAN untuk mengakui negara tersebut masih tertunda.
Pada Juni 2018, Amerika Serikat secara resmi memasukkan Timor Leste dalam Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), AS.
Program khas pemerintah untuk memperkuat pengembangan kepemimpinan dan jaringan di antara pemuda di Asia Tenggara.
Timor Leste dan Amerika Serikat tergabung dalam banyak organisasi internasional yang sama, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Forum Regional ASEAN, Grup Asia/Pasifik tentang Pencucian Uang, Dana Moneter Internasional, dan Bank Dunia.
(*)