Penulis
Intisari-online.com -Administrasi PM Australia Scott Morrison didesak oleh pakar kesehatan untuk mempercepat pengiriman dosis vaksin ke Timor Leste.
Hal ini dianggap mendesak di tengah krisis yang semakin dalam yang telah menuntun diplomasi vaksin China mencapai pintu Australia.
Timor Leste sedang berada di tengah-tengah pertempuran paling serius dengan virus Corona bersamaan dengan mereka berupaya memulihkan diri dari banjir dan longsor yang mengerikan bulan lalu.
Lebih dari 3300 warga tetap dalam barak-barak darurat.
Pengiriman 20 ribu vaksin AstraZeneca dari Australia sampai di Dili dengan penerbangan Qantas Rabu kemarin.
Sumber pemerintah Australia mengkonfirmasi pengiriman sebanyak itu direncanakan dalam dua minggu.
Namun dengan kasus baru memuncak lebih dari 100 kasus baru setiap harinya selama dua kali dalam dua minggu terakhir dan 4 orang meninggal dalam gelombang baru yang berkaitan dengan Siklon Seroja, pakar kesehatan mendesak Australia untuk mempercepat pengiriman vaksin.
Pemerintah Australia bulan lalu berjanji untuk mendukung Timor Leste dan negara tetangga lain seperti Papua Nugini.
Dalam pernyataan Rabu lalu, Menteri Luar Negeri Marise Payne, Menteri Kesehatan Greg Hunt dan Menteri untuk Perkembangan Internasional dan Pasifik Zed Seselja, menyebutkan Australia akan menyediakan stok sampai 6 juta vaksin Covid-19 untuk Pasifik dan Timur Leste tahun 2021 di bawah kesepakatan dengan UNICEF.
Ini tambahan untuk kontribusi Australia sebesar 80 juta Dolar ke COVAX, inisiatif pengadaan vaksin yang menyediakan vaksin untuk negara berkembang.
Namun dengan Timor Leste hanya menerima 25 ribu vaksin melalui COVAX sebelum pengiriman Australia Rabu besok, China telah masuk dengan janji 100 ribu unik vaksin Sinovac.
Ian Kemish, pakar kebijakan regional dan mantan diplomat senior Australia, mengatakan Australia perlu "berhati-hati atas upaya China yang secara oportunis mencari pengaruh di negara tetangga kita".
Australia seharusnya tetap fokus memastikan kesehatan dan kehidupan dari negara mitra mereka, ujarnya.
Jika suplai vaksin tidak terkendala ke Timor Leste, maka negara itu dapat membuat seluruh populasi dewasa sebanyak 750 ribu warga tervaksinasi hanya dalam 4 bulan saja.
Josh Francis, dokter Australia dengan Menzies School of Health Research yang membantu otoritas kesehatan di Dili yang dikunci mengatakan Australia telah tunjukkan kemurahan besar dalam menyediakan vaksin dan bantuan lain tapi masalahnya ada di waktu.
"Itu adalah salah satu negara yang program vaksinasi tepat waktu dengan cepat dapat membuat ribuan nyawa selamat," ujar Francis.
"Virus benar-benar mengalihkan semua. Ada proporsi tes lebih tinggi setiap harinya melalui laboratorium yang tunjukkan hasil positif."
Ia mengatakan ia mendorong Departemen Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan, yang mendukung Menzies School of Health Research, untuk bertindak cepat.
"Aku ingin program vaksin untuk berjalan mulus di Australia tapi aku melihatnya dan berpikir pabrik CSL semakin dekat untuk mampu mendorong jutaan dosis seminggu," ujarnya.
"Dari pandanganku aku berpikir Australia bisa mengirim dosis lebih cepat, tidak hanya ke Timor Leste tapi ke negara lain."
Dampak apa yang dibicarakan Australia dari pengiriman China sendiri masih belum jelas.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini