Intisari-online.com -Sebagai barang yang paling dibutuhkan di dunia untuk saat ini, tidak mengherankan belanja vaksin sangatlah fantastis.
Namun diperkirakan dunia masih akan mengeluarkan dana lebih fantastis untuk pengadaan vaksin Covid-19.
Dilansir dari Kontan, kira-kira pengadaan vaksin akan menghabiskan 157 miliar Dolar AS di tahun 2025 mendatang.
Angka itu setara dengan 2.276,5 triliun Rupiah.
Pengeluaran dalam jumlah jumbo tersebut dipicu kebijakan program vaksinasi massal yang tengah berlangsung dan suntikan penguat yang diharapkan dilakukan sekali dua tahun, menurut laporan perusahaan data kesehatan AS, IQVIA Holding Inc, yang dirilis pada Kamis (29/4) seperti dilansir Reuters.
IQVIA, yang menyediakan data dan analitik untuk industri perawatan kesehatan, memperkirakan gelombang pertama vaksinasi Covid-19 akan mencapai sekitar 70% dari populasi dunia pada akhir tahun 2022.
Suntikan booster kemungkinan akan mengikuti vaksinasi awal setiap dua tahun, kata laporan itu, berdasarkan data terkini tentang durasi efek vaksin.
Amerika Serikat sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa suntikan penguat akan diperlukan antara 9 hingga 12 bulan setelah orang menerima suntikan penuh pertama mereka terhadap COVID-19, kata seorang pejabat Gedung Putih awal bulan ini.
Pfizer Inc juga mengatakan booster mungkin diperlukan suntikan penguat dalam 12 bulan.
Pengeluaran untuk biaya vaksin diperkirakan akan menjadi yang tertinggi pada tahun ini yakni sebesar US$ 54 miliar dengan kampanye vaksinasi besar-besaran yang sedang berlangsung di seluruh dunia.
Diperkirakan menurun setelah itu akhirnya menjadi US$ 11 miliar pada 2025, karena meningkatnya persaingan dan volume vaksin menurunkan harga, kata Murray Aitken, wakil presiden senior di IQVIA.
Perkiraan untuk pertumbuhan meroket dalam penjualan obat atau vaksin kelas baru tidak tertandingi, tetapi mengingatkan ada dana US$ 130 miliar yang dihabiskan untuk pengobatan hepatitis C baru antara 2014 hingga 2020 karena permintaan yang terpendam, kata Aitken dalam sebuah wawancara.
Perkiraan pengeluaran untuk vaksin COVID-19 mewakili 2% dari perkiraan sekitar US$ 7 triliun untuk semua obat resep selama periode waktu itu, kata IQVIA.
Tidak termasuk biaya vaksin COVID-19, pengeluaran obat secara keseluruhan diperkirakan lebih rendah US$ 68 miliar selama enam tahun dari 2020 hingga 2025 daripada tanpa pandemi, menurut laporan itu.
Pandemi menyebabkan gangguan besar pada kunjungan dokter, prosedur dan penggunaan obat-obatan, yang menyebabkan penimbunan beberapa obat di masa-masa awal dan kemudian kembali ke tren yang lebih normal, kata laporan itu.
"Sementara vaksin COVID-19 akan menelan biaya US$ 157 miliar selama lima tahun ke depan," kata Aitken, "itu adalah harga yang sangat kecil untuk dibayar dibandingkan dengan biaya manusia akibat pandemi."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini