Intisari-Online.com - Pada 7 Mei, Raja Kamboja Norodom Sihamoni mengeluarkan dekrit kerajaan tentang pemecatan Veng Heang, wakil menteri Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan.
Langkah ini dilakukan setelah Veng Heang menyebarkan informasi palsu di media sosial.
Hoax ini yakni tentang kasus Covid-19 di Kementerian Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan.
Keputusan di atas dikeluarkan atas permintaan Perdana Menteri Hun Sen.
Dalam perkembangan lain, Pemerintah Kerajaan Kamboja telah merencanakan untuk menghabiskan sekitar Rp 280 miliar untuk program vaksin 9 bulan, dari April hingga Desember 2021.
Menurut Rencana Induk Imunisasi Nasional yang diumumkan 6 Mei, anggaran yang diusulkan tidak termasuk pembelian vaksin.
Selama periode 9 bulan, setidaknya 1 juta dosis vaksin diharapkan diberikan setiap bulan oleh 200 hingga 250 kelompok medis di seluruh negeri.
Berdasarkan rencana tersebut, Kamboja berencana memberikan vaksin Covid-19 kepada 10 juta orang, atau 62% dari populasi.
Pada pertengahan 2022, jumlah orang yang divaksinasi diharapkan lebih dari 95% dari populasi.
Hingga saat ini, Kamboja telah menerima lebih dari 4 juta dosis vaksin Covid-19, termasuk 1,7 juta dosis Sinopharm, 2 juta dosis Sinovac dan 324.000 dosis AstraZeneca.
Selain itu, 1 juta lebih dosis vaksin akan dikirimkan ke Kamboja antara Mei 2021.
Hingga 6 Mei, sekitar 1,6 juta orang, termasuk warga sipil dan militer, telah divaksinasi Covid-19, kata Kementerian Kesehatan.
Penambahan 538 kasus Covid-19 baru
Kementerian Kesehatan Kamboja pada 8 Mei mengumumkan bahwa negara itu telah mencatat 538 kasus Covid-19 baru (sehingga jumlah totalnya menjadi 18.717) tetapi tidak ada kematian akibat penyakit ini.
Ini adalah hari kedua berturut-turut di mana tidak ada kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan di Kamboja.
Jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di negara Asia Tenggara ini sekarang 114, menurut Khmer Times.
(*)