Meski banyak yang kembali ke Indonesia, namun sebagian besar imigran Jawa ternyata memilih tetap tinggal di Suriname meski hubungan kontrak mereka dengan pemilik perkebunan telah berakhir.
Mereka tetap tinggal dan bekerja di perkebunan itu sebagai pekerja bebas.
Para imigran Jawa tidak terpengaruh oleh buruh India yang pada umumnya meninggalkan pekerjaan mereka, segera setelah masa kontraknya habis.
Bahkan, ketika masa kejayaan perkebunan tebu mulai merosot tetap tak membuat mereka meninggalkan Suriname.
Banyak dari mereka beralih profesi dari buruk perkebunan menjadi buruh industri.
Mereka pun berpindah ke pusat-pusat pertambangan bauksit seperti Moengo, Paranam dan Biliton.
Seiring berjalannya waktu, orang Jawa yang bertahan di Suriname bukan hanya jadi buruh melainkan juga jadi politisi bahkan menteri.
Itulah bagaimana awal mula keberadaan warga Suriname Jawa.
(*)
Source | : | Tribun Jogja,Kompas.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR