Ini Gejala dan Cara Mengatasi Penyakit Refluks Gastroesofagus, Jangan Remehkan karena Bisa Sebabkan Komplikasi!

Khaerunisa

Editor

ilustrasi penyakit refluks gastroesofagus
ilustrasi penyakit refluks gastroesofagus

Intisari-Online.com - Tak boleh diremehkan, penyakit refluks gastroesofagus atau GERD harus segera diobati.

Pasalnyajika tidak, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi.

Beberapa komplikasi serius yang bisa terjadi akibat penyakit refluks gastroesofagus yang tidak ditangani segera misalnya peradangan kerongkongan, ulkus espfagus atau terbentuknya luka bernanah di kerongkongan, hingga kanker kerongkongan.

Selain itu, gejala penyakit refluks gastroesofagus sendiri akan membuat penderitanya tidak nyaman.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Refluks Gastroesofagus, Gejala dan Penyebabnya

Untuk itu, jika Anda merasakan gejala-gejala dari penyakit refluks gastroesofagus, sebaiknya jangan menunda untuk menanganinya.

Penyakit refluks gastroesofagus atau GERD ini merupakan suatu kelainan pada sfingter (katup) esofagus yang lemah dan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Dikatakan gastroesofageal reflux disease (GERD) apabila kejadian lebih dari 2 kali dalam seminggu selama beberapa pekan.

Seperti apa gejala dan cara mengatasi penyakit refluks gastroesofagus?

Baca Juga: Nani 'Sate Sianida' Terancam Hukuman Mati, Jessica 'Kopi Sianida' Malah Pernah Bongkar Tawaran agar Lolos dari Hukuman Berat, Asal Sudi Lakukan Tuntutan dari Direkrut Pimpinan Umum Ini

Melansir Mayo Clinic, berikut ini adalah beragam gejala GERD yang umum terjadi:

  • Rasa terbakar di dada (Heartburn) yang menjadi gejala utama
  • Batuk kronis
  • Asma dan penyakit paru
  • Pneumonia
  • Mual
  • Muntah
  • Suara serak karena terjadi peradangan dan iritasi kronis pada pita suara (laringitis)
  • Sulit menelan atau nyeri menelan
  • Nyeri dada dan perut bagian atas
  • Erosi (kikis) gigi dan bau mulut Susah tidur
Jangan abaikan jika mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas.

Baca Juga: Hibahkan Tandon Air, PT Penguin Indonesia Bantu Tingkatkan Kualitas Tanaman Hidroponik, Demi Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19

Selain menggunakan obat GERD, untuk mengatasi penyakit refluks gastroesofagus ini juga perlu dilakukan perubahan gaya hidup, hingga operasi untuk menjahit fundus.

Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup perlu dilakukan untuk mengurangi intensitas refluks atau menekan kerusakan pada lapisan esofagus akibat paparan asam lambung.

Perubahan gaya hidup ini termasuk dengan menurunkan berat badan jika diperlukan.

Selain itu juga menerapkan kebiasaan-kebiasaan sehat untuk menghindari semakin parahnya penyakit ini.

Seperti membiasakan diri tetap dalam posisi berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan, tidak merokok dan menghindari lingkungan perokok, tidur dengan bantal atau kepala sedikit lebih tinggi.

Ada pula beberapa makanan dan minuman yang perlu dihindari karena dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, berlemak, susu, hingga alkohol.

Baca Juga: Cek Weton Rabu Pahing: Watak, Rejeki, Nasib dan Jodoh yang Cocok Untuk Anda yang Lahir Rabu Pahing

Penggunaan obat GERD

Beberapa obat-obatan golongan berikut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gejala GERD:

  • Antasida untuk mengurangi heartburn dan gejala GERD yang lain
  • Golongan H2 blockers (cimetidine, famotidine, ranitidine), untuk menurunkan produksi asam lambung
  • Golongan PPIs (Proton Pump Inhibitor), seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole, esomeprazole
  • Golongan prokinetik, seperti bethanechol dan metoclopramide, untuk membantu mempercepat pengosongan lambung
Tentunya, untuk menentukan jenis obat GERD mana yang paling cocok dan tepat digunakan, penderita GERD perlu berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga: Imbas Memburuknya Situasi Covid-19 di India, Negara Asia Tenggara yang Lokasinya Dekat dengan Indonesia Ini Ternyata Juga Sudah Diminta Waspada, Begini Situasinya Kini

Operasi fundoplikasi

Operasi fundoplikasi dilakukan dengan menjahit fundus.

Fundus merupakan bagian ujung atas lambung yang melingkari esofagus.

Operasi ini bertujuan untuk mempersempit dan menambah tekanan pada esofagus bawah untuk mengurangi refluks.

Operasi bisa dilakukan dengan laparoscopi (minimal invasi) ataupun operasi terbuka.

Ingat ya... jangan abaikan gejala penyakit gastroesofagus sesedikit mungkin gejalanya karena jika tidak diatasi bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih parah.

Baca Juga: Kisah Mengerikan Mona Fandey, Dukun Psikopat yang Awalnya Merintis Karir sebagai Penyanyi Malaysia, Dikenal dengan Single Andalan 'Ku Nyanyikan Lagu Ini'

(*)

Artikel Terkait