Intisari-online.com - Infeksi dan kematian Covid-19 di India meningkat hingga ke tahap yang mengkhawatirkan.
Melansir Kompas TV, seorang pakar terkemuka memperingatkan beberapa minggu mendatang akan menjadi mengerikan.
Menurut Associated Press, pada Selasa (4/5/21), kasus positif di India telah melampaui 20 juta, hampir dua kali lipat hanya dalam dua bulan terakhir.
Dengan kematian akibat Covid-19 secara resmi telah merengut 220.000 korban.
Meskipun angka tersebut cukup besar, nyatanya dilaporkan angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Hal itu merupakan cerminan nyata dari masalah dalam sistem kesehatan dan perawatan di negara tersebut.
Sementara itu dikhawatirkan negara lain akan terkena imbas dari menyebarnya kasus Covid-19 di India.
Salah satu negara Asia Tenggara yang terletak dekat dengan Indonesia ini ternyata juga sudah diminta waspada karena lonjakan yang terjadi baru-baru ini.
Varian B.1.167 dianggap sebagai infeksi terburuk kedua di India di dunia. Pada 4,5, India secara resmi mencatat jumlah infeksi melebihi 20 juta.
Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan minat khusus pada strain B.1.167.
Pada 3.5, Singapura menemukan 10 kasus infeksi komunitas yang terkait dengan strain B.1.167.
Tujuh dari kasus ini berasal dari tiga wabah berbeda, kata satuan tugas Covid-19 Singapura.
Hingga 4 April, Singapura mencatat 5 infeksi baru menyebar di masyarakat.
"Semua tindakan kesehatan masyarakat yang diperlukan telah diambil pada waktu yang tepat untuk mengisolasi dan mencegah semua kasus," kata Kementerian Kesehatan Singapura.
"Saat transmisi varian baru Covid-19 meningkat, tindakan yang lebih ketat harus diambil, yang mencerminkan tingkat peringatan yang tinggi untuk meminimalkan risiko infeksi di Singapura," kata Kementerian Kesehatan Singapura untuk info lebih lanjut.
Pada Selasa (4/5), Singapura mengumumkan pengetatan peraturan pencegahan epidemi untuk mencegah infeksi baru.
Mulai 8 Agustus, semua orang yang masuk ke Singapura dari negara dengan tingkat infeksi tinggi akan ditempatkan di karantina selama 21 hari, dibandingkan dengan 14 hari sebelumnya.
Peraturan baru tersebut akan berlaku hingga 30 Mei.
Tindakan pencegahan lainnya termasuk membatasi orang banyak, pengujian Covid-19 di acara-acara besar, dan menutup gym.
Secara khusus, warga Singapura dilarang mengumpulkan lebih dari 5 orang di tempat kerja. Setiap keluarga hanya dapat menjemput 5 tamu per hari.
Di kantor, hanya 50% karyawan yang diizinkan bekerja.
Acara pertemuan keramaian seperti pernikahan, upacara gereja, atau acara langsung masih berlangsung tetapi semua peserta harus menjalani tes Covid-19 di lokasi.
Gym ditutup sementara museum dan perpustakaan hanya beroperasi dengan kapasitas 50%.
Langkah-langkah baru tersebut membawa Singapura kembali ke keadaan tahan epidemi seperti pada periode 2020.
Sejak wabah Covid-19, Singapura mencatat 61.235 kasus infeksi Covid-19 di kota berpenduduk 5,7 juta itu.