Militernya Paling Lemah di Dunia, Republik Afrika Tengah Malah Dilanda Kekerasan Terus Menerus hingga Negara Ini Dicap Paling Berbahaya untuk Dikunjungi

Khaerunisa
Khaerunisa

Editor

Mitra asing terlibat dalam CAR, dari PBB hingga Rusia dan Prancis.
Mitra asing terlibat dalam CAR, dari PBB hingga Rusia dan Prancis.

Intisari-Online.com - Afrika Tengah masih menjadi pemilik militer paling lemah di dunia.

Global Firepower 2021 menyusun peringkat kekuatan militer dari 140 negara di dunia.

Peringkat GFP diselesaikan menggunakan lebih dari 50 faktor untuk menentukan skor Indeks Kekuatan suatu negara (Power Index), dengan kategori mulai dari kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.

Amerika Serikat, Rusia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Perancis, Inggris, Brasil, dan Pakistan, menjadi negara-negara 10 besar militer paling kuat di dunia.

Baca Juga: Daftar 10 Militer Paling Lemah di Dunia Tahun 2021, Seperti Ini Kekuatan Militer yang Mereka Miliki

Sementara 10 militer paling lemah di dunia ditempati Bhutan, Kosovo, Liberia, Somalia, Sierra Leone, Suriname, Eritrea, Mekadonia Utara, dan Republik Afrtika Tengah.

Militernya masih menjadi salah satu yang paling lemah di dunia, Republik Afrika Tengah kini justru terus menerus menghadapi ledakan kekerasan antar kelompok bersenjata dan pasukan nasional maupun asing.

Mengutip Cordaid.org (29/1/2021), Akibat kondisi itu, lebih dari separuh penduduk dari 5 juta membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Cordaid merupakan organisasi kemanusiaan dan pembangunan internasional dengan pengalaman puluhan tahun di wilayah paling rapuh dan terkena dampak konflik di dunia.

Baca Juga: Varian VS Vaksin: Kala Mutasi Virus Corona-lah Musuh Utama Berakhirnya Pandemi Covid-19 di Dunia, Inilah Kunci Semua Mutasi Virus Corona yang Hancurkan Antibodi Manusia

Dijelaskan, bentrokan baru berasal dari pemilihan presiden pada hari-hari terakhir tahun 2020, yang dikatakan telah memperburuk kondisi kehidupan penduduk yang sudah ekstrim dan sulit.

Sebuah koalisi yang terdiri dari pihak-pihak yang bertikai sebelumnya menembaki pasukan pemerintah dan pasukan PBB di seluruh negeri, juga memasuki ibu kota dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah.

Untuk menjaga perdamaian di negaranya, Presiden Faustin-Archange Touaderá bergantung pada misi PBB MINUSCA serta pemain asing lainnya, di antaranya Rusia dan Prancis.

Dikatakan, itu pun memperumit situasi yang sudah bergejolak dan rapuh di negara di jantung Afrika tersebut.

Baca Juga: Padahal Kini Dihargai Setara Emas di India, Pria Ini Walau Memiliki Tabung Oksigen Banyak Malah Menjualnya dengan Harga Nyaris Gratis, Sampai Dipuja Sebagai Pahlawan Karena Kebaikannya

Kini, meskipun kehidupan tampaknya telah kembali normal di ibu kota Bangui, tapi konsekuensi dari konflik baru langsung terlihat di seluruh negeri, kata Saa Millimono, koordinator lapangan bantuan kemanusiaan.

“Harga makanan dan barang kebutuhan pokok lainnya telah meningkat pesat. Ini adalah hasil dari blokade yang diberlakukan oleh koalisi kelompok bersenjata antara Bangui dan Douala di Kamerun, pelabuhan pasokan utama. Selain itu, provinsi lain tidak dapat disuplai dari ibu kota, yang menjadi perhatian utama," jelasnya.

Setelah serangan besar-besaran di pinggiran Bangui, perjalanan di sebagian besar negara itu sangat dibatasi.

Sementara pemerintah telah mengeluarkan jam malam dan secara aktif mengurangi pergerakan orang, dengan tetap membatasi pergerakan pemerintah dan pasukan sekutu.

Baca Juga: Kapal Selam Prancis Surcouf Selama Perang Dunia II Ini Tiba-tiba Putus Komunikasi dan Hilang Secara Misterius, 130 Awak Ada di Dalamnya, Ditembak Musuh atau Ada yang Lebih Menyeramkan?

Terjadi kekerasan terus menerus, Republik Afrika Tengah pada 2020 dinyatakan sebagai salah satu negara paling berbahaya untuk dikunjungi.

Mengutip Kompas.com, International SOS, sebuah perusahaan jasa risiko keamanan medis dan perjalanan, merilis annual Travel Risk Map ke-11.

Travel Risk Map tersebut perkiraan tempat paling berbahaya untuk dikunjungi pada tahun 2020, serta masalah terbesar yang akan dihadapi para pelancong di tahun mendatang.

Dilansir laman Forbes, menurut Matthew Bradley, direktur keamanan regional di International SOS, risiko nomor satu untuk tahun depan adalah risiko dari pergeseran geopolitik.

Baca Juga: Tanpa Perlu Jadi Babi Ngepet, Orang-orang di Indonesia Ini 'Nganggur' tapi Uangnya Banyak, Punya Harta Triliunan Meski Tak Punya Perusahaan

"Kerusuhan sipil dihasilkan dari ketidaksetaraan dan orang-orang yang ingin memiliki situasi yang berbeda di negara mereka daripada di masa lalu," kata Matthew Bradley, direktur keamanan regional di International SOS.

"Kami telah melihat hal itu terutama di Hong Kong, di negara-negara berisiko rendah lainnya seperti Chili dan di beberapa negara berisiko tinggi seperti Bolivia, Ekuador, dan Lebanon."

Pada Travel Security Risk Map dunia, International SOS mencantumkan lima kategori risiko: tidak signifikan, rendah, sedang, tinggi dan ekstrem.

Menurut International SOS, peringkat ini didasarkan pada "ancaman saat ini yang ditimbulkan kepada para wisatawan dengan kekerasan politik (termasuk terorisme, pemberontakan, kerusuhan dan perang yang bermotivasi politik).

Baca Juga: Mulai Menjalar Kemana-mana Dampak Dahsyatnya Covid-19 di India, Sudah Dialami Negara Tetangganya Ini, Diprediksi akan Alami Badai Mirip yang Terjadi di India

Ada juga kerusuhan sosial (termasuk kekerasan sektarian, komunal dan etnis) serta kekerasan.

Faktor-faktor lain termasuk infrastruktur transportasi, hubungan industrial,efektivitas keamanan dan layanan darurat, dan kerentanan terhadap bencana alam.

Dikatakan bahwa untuk tahun 2020, negara-negara yang paling berbahaya dan paling berisiko sebagian besar berlokasi di Afrika dan Timur Tengah, termasuk tempat-tempat seperti Libya, Suriah, Irak, Yaman dan Afghanistan.

Lebih lengkapnya, berikut beberapa negara paling berbahaya (tanpa urutan tertentu):

  • Libya
  • Suriah
  • Irak
  • Yaman
  • Somalia
  • Sudan Selatan
  • Republik Afrika Tengah
  • Sebagian Republik Demokratik Kongo
  • Sebagian timur Ukraina
  • Mali
  • Sebagian Pakistan
Republik Afrika Tengah masuk dalam daftar tersebut sebagai negara paling berbahaya untuk dikunjungi.

Baca Juga: Kisah Pilu, Separuh Sendok dari Paket Sate-Lontong Misterius untuk Buka Puasa Ini Tewaskan Anak Pengemudi Ojol, Keluarga Enggan Lakukan Otopsi

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait