Intisari-Online.com - India tengah diterpa gelombang kedua virus corona besar-besaran.
Negara tersebut telah mencatatkan lebih dari 200.000 korban meninggal, sementara sistem kesehatan terancam kolaps.
Rumah sakit-rumah sakit di India mengalami kesulitan dengan lonjakan pasien infeksi virus corona yang terus terjadi.
Terjadi masalah seperti kekurangan tempat tidur, rumah sakit yang penuh, dan tenaga kesehatan yang bekerja lebih dari kapasitasnya menjadi ancaman tersendiri bagi sistem kesehatan India.
Kekhawatiran pun menjalar ke negara-negara di dunia dengan varian virus baru India akibat virus yang bermutasi.
Varian dengan nama resmi B.1.617 yang pertama kali dideteksi di India pada Oktober 2020 itu sedang diteliti oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Belum diketahui berapa luas penyebaran varian itu dan belum diketahui apakah varian itu juga yang menyebabkan gelombang kedua Covid-19 di India.
Namun, dikabarkan varian baru Covid-19 India itu telah muncul di sejumlah negara. Sementara Pakistan tengah ketar-ketir akan menghadapi bencana serupa dengan yang dialami tetangganya.
Melansir Express.co.uk (29/4/2021), Pakar kesehatan Pakistan khawatir negaranya sedang menuju bencana Covid yang serupa dengan yang terjadi di seberang perbatasan di India.
Infeksi baru sudah mendekati level yang terakhir terlihat pada puncak gelombang pertama di bulan Juni dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.
Dikatakan, sekitar 5.500 kasus virus corona bersama dengan 130 kematian dilaporkan setiap hari.
Sementara otoritas kesehatan sedang berjuang untuk menambah tempat tidur ekstra dan ventilator di rumah sakit di seluruh negeri, karena bangsal dipenuhi dengan pasien yang sakit parah.
Pemerintah negara ini telah mengakui bahwa jumlah pasien yang membutuhkan oksigen jauh lebih tinggi daripada musim panas lalu.
Pemerintah pun terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan jarak sosial.
Dr Muhammad Suhail mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa semua 130 tempat tidur di rumah sakitnya, Kompleks Medis Hayatabad di barat laut Pakistan, sudah penuh.
"Kami jelas menuju situasi yang dihadapi India hari ini," katanya.
"Baik Pakistan dan India memiliki masalah yang sama.
"Orang-orang di kedua negara tidak mengikuti [tindakan pencegahan]," ungkapnya.
Bahkan, Pakistan menghabiskan lebih sedikit uang untuk sistem perawatan kesehatannya daripada India, membuatnya tidak siap untuk menghadapi pandemi.
Menurut angka yang diberikan oleh Bank Dunia, Pakistan menginvestasikan hanya 3,2 persen dari PDB untuk layanan kesehatannya.
Dibandingkan dengan India yang menginvestasikan 3,5 persen.
Pada saat yang sama, terdapat kekurangan vaksin yang kronis.
Kurang dari satu persen populasi yang telah menerima suntikan.
Pakistan masih menunggu pengiriman dosis vaksin dari skema Covax dan saat ini sangat bergantung pada sumbangan China.
Sementara di seberang perbatasan di India, tidak ada tanda-tanda akan meredanya ledakan kasus dan penderitaan rakyat.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini