Dua pekerja tewas dalam kecelakaan kebakaran yang terjadi pada tahun 1958.
Enam wanita tewas karena asap yang dilepaskan dari lem yang digunakan untuk lapisan karet di tangki air.
Selama pemuatan rudal, seorang insinyur hancur oleh tabung rudal, dan seorang lainnya tewas dalam kecelakaan aneh karena jatuh di antara dua kompartemen di dalam kapal selam.
Setelah K-19 dianggap layak untuk ‘melaut’ pada tahun 1959, upacara pemberian nama diselenggarakan untuk merayakan pencapaian terbaru Uni Soviet dan kebanggaan Angkatan Lautnya.
Bertentangan dengan tradisi angkatan laut, seorang pria, bukan wanita, dipilih untuk memecahkan botol sampanye di kapal selama peluncuran.
Saat Kapten Kelas 3 V. V. Panov mengayunkan botol ke buritan kapal selam, botol itu tidak pecah, tetapi memantul.
Awak kapal yang menyaksikan ini menganggap sebagai pertanda buruk, hingga teori berkembang lebih lanjut menyatakan bahwa kapal itu dikutuk.
Pada tahun 1960, karena kebingungan di antara kru, reaktor nuklir di kapal selam tidak dioperasikan dengan benar, menekuk salah satu batang kendali.
Perbaikan tersebut menunda pelayaran pertama dan beberapa anggota awak, termasuk kapten diturunkan pangkatnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR