Hari itu pemimpin DI/TII Sulawesi Selatan terjepit. Seluruh pasukan yang dipimpin Peltu Umar yang bergerak sebelum subuh telah bersiaga pada posisi masing-masing.
Dari sebuah gubuk di arah utara, terdengar sayup alunan lagu.
Itu dapat dipastikan berasal dari radio milik Kahar Muzakkar karena sebelumnya telah didapat informasi bahwa di perkubuan itu hanya dia yang memiliki radio transistor.
Hingga menjelang terang, beberapa orang nampak keluar dari gubuk-gubuk perkubuan.
Tembakan dilepaskan dari arah pasukan pengepung membuat seseorang sekonyong-konyong keluar dari gubuk di sebelah utara, di tangannya tergenggam sebuah granat.
Pergerakan itu dilihat oleh Wakil Komandan Regu, Kopral Dua Ili Sadeli, yang tanpa mau membuang waktu dan mengambil resiko langsung melepaskan tembakan.
Tembakan sang kopral tepat mengenai dada orang itu membuatnya seketika tersungkur jatuh meregang nyawa.
Situasi mencekam itu tak berlangsung lama. Tak ada perlawanan berarti terhadap pasukan Siliwangi.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR