Dulu Terlibat Serangkaian Teror hingga Mendekam di Penjara, Mantan Teroris Ini Kini Jadi Petani, 'Kita Salut pada Saudara Kita Ini'

Tatik Ariyani

Editor

Kolonel Inf Sumirating Baskoro sempat mengunjungi Mukhtar
Kolonel Inf Sumirating Baskoro sempat mengunjungi Mukhtar

Intisari-Online.com - Orang yang memiliki catatan buruk dalam hidupnya, tak selalu menjadi buruk selamanya.

Ada saatnya orang yang dulu berperilaku buruk berubah menjadi orang yang lebih baik, seperti kisah mantan teroris Mukhtar berikut ini.

Seorang mantan narapidana kasus terorisme, Mukhtar alias Tengku Tar Bin Ibrahim (36), memilih menjadi petani setelah keluar dari penjara.

Mukhtar adalah warga Dusun Keude, Desa Blang Cruem, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe.

Baca Juga: Tak Hanya Menjaga Kecantikan Kulit, Lidah Buaya Punya Manfaat Kesehatan Lain bagi Tubuh

Mukhtar pernah terlibat serangkaian teror pada 2009.

Melansir Kompas.com, Mukhtar jugaterlibat penembakan Ketua PMI Jerman dan pelemparan granat asap di kantor United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) Aceh pada tahun 2009.

Tak hanya itu, dia juga termasuk terlibat penembakan rumah dua dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Mukhtar juga dikenal sebagai Tengku Mukhtar alias Faruqy asal Aceh Utara, panglima tandhim Al Qaeda Wilayah Pasee, serta eks panglima laskar FPI Aceh.

Baca Juga: Perhatian Buat Orangtua yang Punya Anak Balita, Meski Terlihat Cantik Ternyata 8 Tanaman di Pekarangan Rumah Ini Beracun, Bisa Sebabkan Ruam Kulit Hingga Kematian!

Dia pun juga pernah bergabung bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pasee, kemudian ditangkap pada 16 Maret 2010 di Lhokseumawe.

Saat ini,Mukhtar tinggal di Dusun Keude, Desa Blang Cruem, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe.

Dia memilih menjadi petani dan mengelola tanah pertanian miliknya sendiri di dusun tersebut.

Mukhtar saat ini merintis pekerjaannya dengan memanam pepaya australia, semangka, dan tanaman porang.

Pada Rabu (7/4/2021), Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa Kolonel Inf Sumirating Baskoro sempat mengunjungi Mukhtar.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste Diduduki Portugis Ratusan Tahun, Pantas Saja Bangsa Portugal Betah di Bumi Lorosae, Tak Ada yang Menandingi 'Emas Hijau' Timor Leste Ini

Kolonel Inf Sumirating Baskoro kepada awak media, Jumat (9/4/2021) mengatakan, “Kita salut kepada saudara kita ini yang begitu ulet dalam menjalankan usaha pertaniannya dalam beberapa bulan terakhir."

Sumirating juga berupaya membantu beberapa peralatan pertanian kepada Tengku Tar.

Bantuan itu diberikan agar lahan seluas 8.000 meter persegi tersebut bisa ditanami berbagai jenis tanaman semusim.

Sumirating mengatakan, tanaman pepaya milik Mukhtar sudah mencapai 900 pohon dan sudah memberi penghasilan dengan panen setiap dua kali dalam seminggu.

Artikel Terkait