Intisari-online.com -Tanaman hias mungkin bisa menjadi penyegar karena dipercaya akan menyaring polutan udara.
Apa lagi saat ini tanaman hias, memang sangat digemari di tengah pandemi ini.
Salah satu tanaman yang mungkin cukup terkenal dalam dunia tanaman hias adalah tanaman lidah mertua.
Di Indonesia, tanaman Lidah Mertua bermarga Sinsevieria. Sedangkan di luar negeri diberi nama Snake Plant Care.
Baca Juga: Weton Paling Sakti; 13 Mimpi Pertanda Beruntung Menurut Primbon Jawa
Tanaman hias ini merupakan salah satu tanaman yang diletakkan di dalam rumah.
Sebab Lidah Mertua hanya bisa tumbuh dalam kondisi sedikit air dan cahaya.
Sehingga sedikit tidak cocok jika diletakkan di luar rumah.
Tanaman ini dinamai Lidah Mertua karena bentuknya yang tajam di ujung serta memanjang lurus ke atas, namun ada juga yang melebar e samping atau melengkung.
Melansir laman Wikipedia, tanaman ini memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.
Meski demikian, tahukah Anda dalam penelitian terbaru ternyata tanaman ini selain menyimpan manfaat luar biasa ternyata juga menyimpan bahaya tersembunyi.
Ini sebenarnya tidak hanya berlaku pada tanaman lidah mertua, namun karena lidah mertua dianggap tanaman yang sangat baik jika diletakkan di dalam ruangan.
Maka sebagai tolak ukurnya tanaman ini dijadikan contoh.
Mengutip dariWorld of Buzz, jika meletakkan tanaman dengan tanah di dalam ruangan ternyata berbahaya.
Hal itu bisa menyebabkan penyebaran mikroorganisme yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Baca Juga: Biduran Karena Alergi? Ini 3 Obat Biduran Alami yang Bisa Anda Gunakan
Temuan itu dikemukakan oleh ahli kimia Malaysia, Dr Fatimah Salim.
Menurutnya, Tanaman ini jika ditanam dalam ruangan, dengan tanah, akan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme.
Peneliti dari UiTM itu, lebih lanjut mengatakan tanah yang digunakan untuk menanam lidah mertua bisa menjadi tempat berkembang biak mikroorganisme paling kondusif.
Berkat bercampurnya dari kandungan organik, anorganik, dan mineral yang tinggi.
"Semua jenis tanah dihuni mikroorganisme seperti bakteri, ganggang, jamur, protozoa, aktinomisetes, dan ciliata," katanya.
"Untuk setiap gram tanah subuh di sana mungkin mengandung hingga 10 miliar sel mikroorganisme di dekat rhizosphere (akarnya)," jelasnya.
Oleh sebab itu, tanah tidak boleh disimpan di dalam ruangan, terutama jika ada anggota keluarga dengan kekebalan rendah.
Sebagai gantinnya, Anda bisa meletakkan tanaman lain seperti leca, coco peat, dan perlite.
Ini bisa ditanam tanpa tanah atau melalui teknik hidroponik yang akan mengekang penyebaran mikroorganisme.