Intisari-online.com -Presiden Filipina Rodrigo Duterte kian berang dengan aksi China di Laut China Selatan.
Dikatakan ia siap mengirim kapal militer untuk merebut klaim atas sumber daya alam di Laut China Selatan.
Dilansir dari SCMP, Duterte juga menyebutkan menantang Beijing di wilayah perairan itu hanya akan membawa kekerasan.
"Jika kita ke sana mengklaim juridiksi kita, hal itu akan mematikan," ujarnya dalam pengarahan di televisi Senin kemarin.
Pernyataan itu menjadi pernyataan pertamanya setelah ratusan kapal China terlihat di karang sengketa Maret lalu.
"Aku tidak tertarik dengan memancing.
"Kurasa tidak ada cukup ikan untuk diperdebatkan," ujarnya,
Ia menambahkan jika di masa depan saat memperebutkan sumber daya laut ia akan mengirim "lima kapal coastguard, dan mereka dapat mengejar, mereka dapat bermain dengan satu sama lain, melihat siapa yang lebih cepat".
"Namun ketika kita mulai menambang, ketika kita mulai mendapat apa yang ada di dasar Laut China Selatan, minyak kami, saat itu aku akan mengirim kapal abu-abuku ke sana untuk mengambil klaim," ujarnya.
Kapal abu-abu yang ia maksud adalah kapal angkatan laut Filipina.
"Jika mereka mulai mengebor minyak di sana, aku akan katakan pada China, apakah ini bagian dari kesepakatan kita?
"Jika bukan, aku juga akan mengebor minyak di sana," ujarnya.
"Jika mereka mendapatkan minyak, itu akan menjadi waktu kita seharusnya berbuat sesuatu akan itu."
Sejak menjabat di tahun 2016, Duterte telah mencari cara membangun persekutuan dengan China dan selalu ragu mengkonfrontasi kepemimpinannya.
Hal ini karena Duterte diiming-imingi pinjaman miliaran dolar dan juga investasi.
Ironisnya, sebagian besar investasi itu belum terwujud, membuat geram para warga.
Ia telah berulang kali mengatakan Filipina tidak berdaya untuk menghentikan China, dan menantang aktivitas mereka dapat menyebabkan perang yang sudah pasti dimenangkan China.
Pemimpin Filipina itu mengatakan tidak mungkin Filipina menegakkan hukum konvensi 2016 yang menjelaskan hak kedaulatan Filipina di zona ekonomi eksklusifnya "tanpa pertumpahan darah".
Sementara itu kedutaan besar China di Manila tidak segera merespon permintaan berkomentar.
Filipina telah melakukan beberapa protes diplomatik melawan aksi China di Laut China Selatan.
Terakhir mereka menuduh China melakukan penangkapan ikan ilegal dan mengirimkan lebih dari 240 kapal ke perairan wilayah Filipina.
Cadangan minyak Laut China Selatan
Melansir lembaga penelitian Asia Maritime Transparency Initiative, simpanan minyak di Laut China Selatan ternyata berkali-kali lipat cadangan minyak di Timur Tengah.
Diperkirakan ada 190 triliun kubik kaki gas alam dan 11 miliar barel minyak dalam cadangan terikat dan tersedia.
Selain itu, masih banyak cadangan yang belum 'dibuka' dan belum diketahui di dalam perairan penuh sengketa itu.
Cadangan ini pun tidak berada di karang-karang yang dikabarkan dipakai China sebagai pangkalan militer, tapi terletak di dasar laut yang juga ramai sebagai jalur perairan internasional tersebut.
Beijing memperkirrakan sumber hidrokarbon di bawah laut kemungkinan lebih tinggi dari perkiraan negara lain.
Namun angka yang ditaksir Beijing masih lebih rendah daripada total kebutuhan China, yang pada tahun 2018 menghabiskan minyak sebanyak 12.8 juta barel per hari.
Baca Juga: Militer Paling Lemah di Dunia, Ini Fakta-fakta Gabon, Negara yang Kaya Minyak dan Sumber Daya Alam
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini