Lama Bungkam Soal Informasi Covid-19, Dokter China Ini Malah Bocorkan Fakta Mencengangkan, 5 tahun lalu China Sebenarnya Sudah Sadar Bakal Terjadi Pandemi, Hal Ini Jadi Petunjuknya

Khaerunisa

Editor

(ilustrasi) Lama Bungkam Soal Informasi Covid-19, Dokter China Ini Malah Bocorkan Fakta Mencengangkan, 5 tahun lalu China Sebenarnya Sudah Sadar Bakal Terjadi Pandemi, Hal Ini Jadi Petunjuknya
(ilustrasi) Lama Bungkam Soal Informasi Covid-19, Dokter China Ini Malah Bocorkan Fakta Mencengangkan, 5 tahun lalu China Sebenarnya Sudah Sadar Bakal Terjadi Pandemi, Hal Ini Jadi Petunjuknya

Intisari-Online.com - Selama ini China dicap tidak transparan soal informasi tentang Covid-19.

Bahkan, hal itu membuat Negeri Tirai Bambu banyak mendapatkan kecaman keras dari AS, terutama selama masa Presiden Donald Trump.

Donald Trump sempat menuding China menyebabkan dunia "menderita" karena lamban menginformasikan tentang virus

Lama bungkam soal informasi Covid-19, baru-baru ini seorang dokter dari China membocorkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), telah lama mengidentifikasi risiko pandemi dari pasar hewan liar.

Baca Juga: Keluarga Korban Covid-19 yang Meninggal Sampai Ditampar Olehnya, Pahlawan Kemerdekaan Timor Leste Ini Larang Keras Warganya Berobat ke Rumah Sakit Karena Alasan Konyol Ini

Melansir Express.co.uk (19/4/2021), Ahli virologi Dr Eddie Holmes menceritakan saat dia mengunjungi pasar makanan laut Hunan di Wuhan selama perjalanan investigasi untuk mencari patogen baru yang dapat menyebabkan pandemi di China.

Selama kunjungan tahun 2014, pasar disebut sebagai tempat penyebaran virus dari hewan ke manusia.

Dalam wawancara dengan Telegraph, Holmes berkata: "CDC Wuhan membawa kami ke sana, dan inilah kunci utamanya, karena pembahasannya adalah: 'di mana penyakit bisa muncul?'

“Nah, inilah tempatnya - itulah mengapa saya pergi."

Baca Juga: Nafsu Menggebunya untuk Jadi Presiden Ditolak Rakyat Papua dan Diabaikan Australia, Benny Wenda Kini Malah Mengemis Dukungan dari Negara Penjebak Negara Miskin Ini

Ia menggambarkan pasar di Wuhan sebagai 'inkubator penyakit', yang tampak sebagai tempat yang akan menjadi sumber penyakit.

“Saya pernah mengunjungi beberapa pasar ini, tetapi ini adalah pasar yang besar -rasanya seperti inkubator penyakit, persis seperti tempat yang Anda harapkan munculnya penyakit”.

Ilmuwan tersebut ingat pernah melihat "peti satwa liar ditumpuk di atas satu sama lain."

Salah satu spesies yang dia perhatikan, anjing rakun, diketahui rentan membawa Covid-19.

Baca Juga: Didominasi Pemilik Militer Paling Kuat di Dunia, Inilah Negara-negara dengan Persediaan Senjata Nuklir Terbesar

Sebuah studi yang diterbitkan oleh bioRxiv yang belum ditinjau oleh rekan sejawat menyatakan bahwa anjing rakun “dipelihara untuk produksi bulunya, khususnya di China, dan dicurigai sebagai inang perantara potensial untuk SARS-CoV6 dan SARS-CoV-2”.

Ia menambahkan: “Penumpahan virus tingkat tinggi yang cepat, dalam kombinasi dengan tanda-tanda klinis kecil dan perubahan patohistologis, serokonversi dan tidak adanya adaptasi virus menyoroti peran anjing rakun sebagai inang perantara yang potensial.

“Hasilnya sangat relevan untuk strategi pengendalian dan menekankan risiko bahwa anjing rakun mungkin mewakili reservoir SARS-CoV-2 yang potensial.

"Hasil kami mendukung penetapan strategi pengawasan dan mitigasi risiko yang memadai untuk anjing rakun liar dan yang dipelihara," jelasnya.

Baca Juga: Mau Punya Rumah Sendiri di Usia 21 Tahun? Dengan #CantStopME, PermataBank Siap Dukung Generasi Muda Gapai Impian Itu

Holmes mengatakan dia tidak yakin apakah CDC telah meningkatkan praktik pemantauannya setelah perjalanannya itu.

Sejak kemunculannya pada 2019, SARS-CoV-2 telah menyebar ke seluruh dunia dan mutasi baru kini menjadi ancaman yang lebih besar.

Di India, "mutasi ganda" dari patogen dikatakan "hampir pasti berperan dalam lonjakan tajam epidemi di India".

Kesehatan Masyarakat Inggris telah mendeteksi 73 kasus mutasi India di Inggris.

Baca Juga: Mau Punya Rumah Sendiri di Usia 21 Tahun? Dengan #CantStopME, PermataBank Siap Dukung Generasi Muda Gapai Impian Itu

Sementara di Indonesia, kasus mutasi virus corona juga terjadi.

Disampaikan awal bulan ini oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, mutasi virus Covid-19 E484K sudah terdeteksi masuk ke Indonesia.

Melansir Kompas.com, Nadia mengatakan, mutasi virus Covid-19 E484K sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. "Iya, ada satu kasus," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Namun, saat itu Nadia mengungkapkan belum mendapatkan informasi lebih lanjut apakah mutasi virus Covid-19 E484K dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri atau tidak.

Baca Juga: Sering Jadi Pertanyaan Mengapa Badan Lemas Justru Setelah Buka Puasa, Beginilah Kenyataannya

Nadia mengatakan, virus E484K merupakan salah satu mutasi dari virus corona B.1.1.7 dan diduga dapat memengaruhi efikasi vaksin Covid-19.

"Kalau B.1.1.7 itu bisa ada 10-17 mutasi, yang salah satunya E484K, dari dugaan dapat memengaruhi efikasi vaksin, tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini," ujar dia.

Lebih lanjut, Nadia meminta masyarakat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan membatasi mobilitas selama pandemi.

"Segera vaksin sesuai waktunya dan prokes dan batasi mobilitas dan segera kenali deteksi dini dan obati segera kalau kita ada gejala Covid-19," kata dia.

Baca Juga: Kelamnya Sejarah Timor Leste yang Penuh Pertempuran 'Diwarnai' oleh Kelompok Veteran Ini, Kenang Perjuangan Lewat Lagu-lagu Perlawanan

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait