Intisari-Online.com - Tidak terasa kita akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Hanya saja, seperti bulan puasa tahun lalu, kita masih menjalani ibadah puasa di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Masalahnya kasus virus corona di Indonesia masih tinggi.
Walau begitu ada kabar baik.
Di mana para ahli mengungkap puasa bisa menjadi salah satu cara untuk menangkal virus corona.
Para ahli mebeberkan bagaimana puasa justru bisa membunuh virus dan bakteri.
Telah menjadi rahasia umum jika hingga kini kita belum tahu kapan pandemi corona ini akan berakhir.
Seiring negan berjalannya waktu makin banyak pertanyaan muncul.
Salah satunya adalah apakah virus corona masih akan mewabah saat bulan puasa nanti?
Salah satu manfaat puasa bagi kesehatan adalah mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon, yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam.
Dengan berpuasa, sebagaimana dikutip dari National Health Service,saluran pencernaan dapat istirahat selama 14 jam.
Saat sistem pencernaan beristirahat itulah, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak.
Salah satunya adalah mengeluarkan toksin atau racun tubuh, sehingga mencegah toksemia (keracunan dalam darah).
Toksemia adalah kondisi yang terjadi ketika toksin atau racun menumpuk di dalam tubuh, termasuk bakteri dan virus.
Lantas, bagaimana cara puasa mengeluarkan racun tubuh?
Gambarannya, sel-sel tubuh kita memperoleh makanan dari darah.
Sedangkan darah memperolehnya dari usus. Usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi.
Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh.
Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, serta kulit.
Racun bisa berasal dari dalam (endogenus) atau dari luar (eksogenus).
Racun endogenus adalah racun yang berasal dari sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh.
Sementara racun eksogenus adalah polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.
Puasa yang dilakukan di bulan Ramadan bisa dibilang merupakan cara mudah dan aman berdetoks.
Saat berpuasa, secara alami usus akan membersihkan diri.
Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung juga akan beristirahat.
Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.
Saat berpuasa, hati diberi kesempatan sekian jam untuk beristirahat.
Sementara lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan tidak sehat.
Alhasil, sistem pencernaan pun menjadi lebih bersih dan mendorong penguatan fungsi enzim dan hormon terkait, guna mendukung upaya menjaga metablisme tubuh tetap pada kondisi terbaiknya.
Namun, tetaplah ingat untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi secara cukup di saat sahur dan buka puasa, agar manfaat baik yang didapat oleh tubuh kian maksimal.
Dengan pilihan makanan yang tepat saat sahur dan buka, sel-sel tubuh tak akan kekurangan energi selama 14 jam puasa.
Metabolisme tubuh pun tak akan terganggu.