Siapa Sangka Bagian Wilayah New York Ini Pernah Nyaris Jadi Milik Indonesia, dan Ditukar dengan Pulau di Indonesia Ini, Namun Pertukaran Gagal Karena Hal Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

New York
New York

Intisari-online.com - Sejarah mencatat, Indonesia sebenarnya memiliki wilayah yang kaya raya sampai pernah ditawar akan ditukar dengan bagian New York ini.

Namun, pertukaran itu tampaknya tak pernah terjadi, dan kini pulau di Indonesia tersebut justru menjadi pulau yang terlupakan.

Menurut catatan sejarah, pertukaran ini terjadi pada masa penjajahan Belanda, melibatkan pulau di Indonesia bernama Pulau Run.

Pulau Run adalah bagian dari Kepulauan Banda, Provinsi Maluku, yang dulu berjaya tetapi kini terlupakan khalayak dunia.

Baca Juga: Kepala Suku Dambet Lakukan 'Ritual' Bakar Batu Rayakan Telah Selamat dari Serangan KKB yang 'Bikin Rusuh' sejak 1963 Lantaran Pemerintahan Indonesia, Sesungguhnya Papua Cinta Damai

Pulau kecil ini merupakan pulau yang ditukar dengan New York oleh Belanda dari Inggris.

Dirangkum dari BBC.com, kapal pinnace Belanda merupakan kapal pertama yang sampai di Laut Banda pada musim semi 1599 lampau.

Pada saat itu, Belanda bersama Portugis, Inggris, dan Spanyol terlibat persaingan menemukan pulau rempah guna menguasai perdagangan rempah.

Ketika itu, cengkeh dan pala harganya sangat mahal dan semua orang ingin memangkas keuntungan para pedagang Arab dan Asia yang merahasiakan lokasi Banda.

Baca Juga: Lama Tak Diakui Sumbangsihnya, Ternyata Lebih dari 18.000 Orang Etnis China Bergabung dengan Militer AS selama Perang Dunia II

Saat itu, pala hanya tumbuh di Kepulauan Banda.

Pala juga hanya tumbuh dalam kondisi spesifik, tanah subur, dan lumayan kering di tengah iklim tropis yang kerap diguyur hujan.

Jika cuaca dan tanahnya bagus, buah pala baru bisa muncul setelah tujuh hingga sembilan tahun. Sehingga, kombinasi keterpencilan lokasi dan iklim yang spesifik membuat harga pala luar biasa mahal.

Untuk memanennya pun perlu banyak pekerja yang memetik buah satu per satu dan melepaskan lapisan terluar.

Setelah mengupas buahnya yang lunak secara hati-hati, bijinya harus dikeringkan dan cangkangnya mesti diretakkan.

Lalu, ketika Belanda akhirnya menemukan Banda, mereka berupaya melindungi rempah-rempah dengan membentuk perusahaan VOC.

Tetapi, taktik yang digunakan oleh Belanda kala itu cukup brutal, termasuk membantai semua penduduk asli Banda.

Baca Juga: Tak Banyak 'Cincong', China Ambil Kendali Lahan Seluas 30 Ribu Hektar di Wilayah Sengketa, Tepat di Perbatasan dengan India

Akhirnya, VOC pun berhasil menguasai perkebunan pala, rempah yang berguna tidak hanya untuk bumbu masakan tapi juga diyakini sebagai obat berbagai penyakit seperti wabah pes.

Setelah penduduk di sekitar dijadikan budak, VOC memonopoli perdagangan rempah.

Namun, keberhasilan Inggris menguasai salah satu pulau di Banda bernama Pulau Run pada 1616 menjadi penghalang VOC memonopoli perdagangan rempah.

Pulau Run adalah pulau dengan panjang 3,2 kilometer dan lebar 1 kilometer.

Di sinilah Inggris membuat koloni pertama dan membentuk English East India Company sekaligus mencanangkan kolonialisme Inggris.

English East India Company hanya mampu mempertahankan Pulau Run dari serangan Belanda selama empat tahun.

Meski demikian, Inggris tidak serta-merta melepaskan pulau tersebut.

Pada 1664, sebagai aksi balas dendam, empat kapal fregat Inggris dikirim melintasi Samudra Atlantik untuk merebut wilayah yang disebut Belanda sebagai New Amsterdam.

  Foto Pulau Run
Foto Pulau Run

Baca Juga: Gara-gara Hitler, Sekutu Gencarkan Program Bom Atom tapi Malah Jepang yang Akhirnya Jadi Korban

Kemudian, wilayah berpenduduk 2.000 orang di ujung selatan Pulau Manhattan itu dapat direbut dengan cepat.

Lalu, pada 1677, kedua negara menggelar kesepakatan melalui Perjanjian Breda.

Dikutip dari Kompas.id, pasal 3 Perjanjian Breda memutuskan Pulau Run yang sebelumnya dikuasai Inggris tetapi sedang diduduki Belanda menjadi milik Belanda.

Sementara Pulau Manhattan di New York, Amerika Serikat, yang merupakan koloni Belanda tetapi tengah digenggam Inggris, resmi sebagai hak Inggris.

Namun, perjalanan waktu membuat nasib kedua pulau berbeda. Manhattan, yang dulunya hanya pos dagang bulu binatang menjelma menjadi salah satu kota paling maju di dunia.

Pulau Manhattan menjadi pusat ekonomi global yang berada di jantung New York City.

Sementara Pulau Run kini menjadi terpencil lantaran kemunduran perdagangan pala dan anjloknya harga sejak abad ke-18.

Source: Kontan.ID

Artikel Terkait