Selama Perang Balkan II, dia menjadi kepala staf sebelum dipindah ke kedutaan Turki di Bulgaria.
Saat Ottoman terjun ke kancah Perang Dunia I bersama Aliansi Sentral (Jerman, Austria-Hungaria, Bulgaria), Ataturk menjadi komandan Divisi ke-19.
Berkat keberanian dan strategi tempurnya, dia membantu menggagalkan invasi Sekutu ke Dardanella di 1915, dan mendapat promosi hingga Perjanjian Mudros diteken di 1918.
Gencatan senjata itu memberikan keleluasaan bagi Sekutu untuk menduduki benteng yang mengendalikan saluran air utama, dan wilayah yang bisa memberikan ancaman.
Pada 1919, Ataturk mengatur adanya pemberontakan.
Ketika Perjanjian Sevres ditandatangani yang membagi Ottoman, dia menginginkan kemerdekaan bagi Turki.
Dewan Pertemuan Besar (GNA), sebutan untuk parlemen Turki saat itu, harus mengatur gempuran yang dilakukan Yunani serta Armenia.
Serangan itu berakhir setelah Ataturk meneken Traktat Lausanne di 29 Oktober 1923 yang menandai berdirinya Republik Turki, dan menjadikannya presiden.
3. Menjadi Presiden Pertama Turki
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR